Share

Paus Benediktus XVI Meninggal, Paus Fransiskus dan Para Pemimpin Dunia Beri Penghormatan Terakhir

Susi Susanti, Okezone · Senin 02 Januari 2023 07:19 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 02 18 2738386 paus-benediktus-xvi-meninggal-paus-fransiskus-dan-para-pemimpin-dunia-beri-penghormatan-terakhir-fyubvm8QQF.jpg Paus Benediktus XVI semasa hidup (Foto: Alamy)

VATIKAN - Paus Fransiskus memimpin penghormatan kepada pendahulunya, Paus Benediktus XVI, yang meninggal dunia pada usia 95 tahun pada Sabtu (31/12/2022).

Paus mengatakan Benediktus adalah sosok yang mulia, baik hati, dan berbakat bagi Gereja Katolik Roma.

Beberapa jam setelah pengumuman kematiannya, Paus Fransiskus memuji pendahulunya yang "tersayang", menekankan "pengorbanannya demi kebaikan Gereja".

Seperti diketahui, Benediktus mengundurkan diri pada 2013 karena kesehatan yang buruk - paus pertama yang melakukannya dalam 600 tahun. Upacara pemakamannya akan diadakan di Vatikan pada 5 Januari.

BACA JUGA:  Makna Kematian Paus Benediktus XVI bagi Vatikan, Konsekuensi Tak Terduga pada Kepausan

Pemimpin Gereja Katolik ke-265, Benediktus, adalah sosok yang kontroversial. Sedangkan beberapa pelayat memujinya sebagai pembela iman yang tegas, yang lain mengkritik masa jabatannya karena gagal menangani tuduhan pelecehan seksual oleh klerikal.

BACA JUGA: Profil Paus Benediktus XVI, Teolog Brilian yang Diguncang Skandal Pelecehan Seksual Gereja Katolik di Seluruh Dunia

Dikutip BBC, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva termasuk di antara puluhan pemimpin yang memuji mantan paus itu.

Di AS, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan dari Presiden Joe Biden - yang merupakan orang Katolik kedua setelah John F Kennedy yang memegang jabatan tertinggi negara itu.

Follow Berita Okezone di Google News

Saat mengingat menghabiskan waktu dengan Benediktus di Vatikan pada 2011, Biden mengatakan bahwa Benediktus akan diingat sebagai seorang teolog terkenal, dengan pengabdian seumur hidup kepada Gereja, dipandu oleh prinsip dan imannya.

Para pemimpin negara dengan populasi Katolik yang besar di seluruh dunia juga memberikan penghormatan. Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni memuji Benediktus sebagai "raksasa iman dan nalar" dan "orang hebat yang tidak akan dilupakan sejarah".

Taoiseach Leo Varadkar dari Irlandia menggambarkan mantan paus itu sebagai "pekerja yang rendah hati di kebun anggur Tuhan".

Di Brasil - negara Katolik terbesar di dunia - Presiden Lula da Silva mengatakan dia mengharapkan "penghiburan bagi umat beriman dan pengagum Bapa Suci".

Dan pendahulunya - Presiden Jair Bolsonaro - memuji "pekerjaan luar biasa Benediktus sebagai seorang teolog hebat" dan mengatakan dia meninggalkan "warisan yang sangat besar untuk Gereja Katolik, untuk semua orang Kristen dan untuk kemanusiaan".

Di Inggris, raja baru Raja Charles III mengatakan bahwa dia menerima berita kematian mantan Paus dengan "kesedihan yang mendalam".

Mengirimkan pesan belasungkawa kepada Paus Fransiskus, dia menyoroti upaya terus menerus Benediktus untuk mempromosikan perdamaian dan niat baik kepada semua orang dan tindakannya untuk memperkuat ikatan antara umat Katolik dan Anglikan.

PM Inggris Rishi Sunak menyebut Benediktus XVI sebagai seorang teolog hebat yang kunjungannya ke Inggris pada 2010 merupakan momen bersejarah baik bagi umat Katolik maupun non-Katolik di seluruh negara.

Kepala Gereja Katolik di Inggris dan Wales, Kardinal Vincent Nichols, mengatakan Benediktus mengubah citranya di Inggris ketika dia berkunjung.

Berbicara kepada BBC, Kardinal Nichols mengatakan dia datang dengan reputasi sebagai "Rottweiler Tuhan", tetapi dibiarkan dibandingkan dengan "paman buyut atau hanya paman favorit semua orang".

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres memuji mantan paus atas komitmennya yang gigih terhadap non-kekerasan dan perdamaian.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menggambarkan mendiang paus sebagai "sosok formatif Gereja Katolik, kepribadian yang terus terang dan teolog yang cerdas".

Benediktus lahir di Bavaria sebagai Joseph Ratzinger dan pada 1977 diangkat menjadi uskup agung Munich.

Reaksi atas kematiannya di kota itu pun bervariasi. Seoorang penduduk menggambarkannya sebagai "konservatif", sambil bangga dengan fakta bahwa dia orang Jerman.

Sedangkan yang lain memilih sikap lebih kritis. "Saya pikir ketika dia berkuasa dia akhirnya akan membawa angin segar ke dalam Gereja Katolik dan mengakhiri selibat. Tapi sayangnya, dia mengecewakan saya," kata Christa Herwig kepada kantor berita Reuters.

Pada 2019 Benediktus menyalahkan pelecehan seksual klerus atas kebebasan seksual tahun 1960-an dan penolakan terhadap ajaran Tuhan.

Untuk sebagian besar kepausannya, Gereja Katolik menghadapi tuduhan, tuntutan hukum, dan laporan resmi tentang pelecehan anak oleh para pendeta selama beberapa dekade.

Awal tahun ini, mantan paus itu mengakui bahwa telah terjadi kesalahan dalam penanganan kasus-kasus pelecehan saat dia menjadi uskup agung Munich antara tahun 1977 dan 1982.

Pengakuan tersebut muncul setelah penyelidikan hukum Jerman terhadap Gereja Katolik menuduh bahwa dia gagal bertindak atas empat kasus pelecehan seksual terhadap anak.

Dalam sebuah surat yang dirilis oleh Vatikan, mantan paus itu meminta maaf atas "kesalahan yang menyedihkan" tetapi membantah melakukan kesalahan pribadi.

1
4
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini