Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tarif Tak Kunjung Naik Usai Harga BBM Melonjak, Banyak Pengusaha Transportasi Penyeberangan Menjerit

Khafid Mardiyansyah , Jurnalis-Sabtu, 07 Januari 2023 |01:41 WIB
Tarif Tak Kunjung Naik Usai Harga BBM Melonjak, Banyak Pengusaha Transportasi Penyeberangan Menjerit
A
A
A

“Bukti dari kesulitan pengusaha untuk memenuhi standar keselamatan dan pelayanan minimum pernah disurvei langsung oleh Tim Gapasdap, di mana dari 2 kapal di masing-masing lintasan rata-rata terdapat sekitar 20-30 item kekurangan keselamatan dan pelayanan minimum," ujarnya.

"Ini membahayakan keselamatan dan menjadi preseden buruk layanan ferry di Indonesia yang dikhawatirkan akan dinilai oleh dunia internasional, bahwa beberapa perusahaan menjadi perusahaan yang terburuk di dunia,” tambahnya.

Ketua Dewan Penasehat DPP Gapasdap menyebut, pernyataan Menhub yang mengatakan kenaikan tarif ferry 11% sangat membebani masyarakat tidak berdasar. Sebagai contoh perhitungan secara ekonomi adalah truk pengangkut beras 30 ton di lintas Merak-Bakauheni, tarifnya saat ini adalah Rp974.278 jika tarifnya naik maka akan mengalami kenaikan sebesar Rp194.855 sehingga per kilogram beras akan mengalami kenaikan harga sebesar Rp6,4.

”Jika harga beras adalah Rp10.000/kg maka kenaikannya hanya sebesar 0,064% saja. Bahkan jika tarif angkutan penyeberangan dinaikkan sesuai dengan kekurangan perhitungan yang seharusnya yaitu 35,4%, maka dampaknya hanya 0,11% atau Rp. 11,4 / kg beras,” ucapnya.

Senior Investigator KNKT 2008-2014 menambahkan, seharusnya Menhub paham jumlah transportasi publik dan logistik yang menggunakan ferry jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak menggunakan angkutan ferry. Seperti misal lintas Merak-Bakauheni sebagai lintasan penyeberangan yang terpadat, dalam satu hari menyeberangkan 5.000 truk.

Sedangkan jumlah truk yang ada di Indonesia sekitar 6,5 juta unit. Jadi yang menggunakan angkutan penyeberangan tidak lebih dari 0.07%. Kondisi tersebut menunjukkan dampak kenaikan tarif ferry terhadap kenaikan inflasi atau harga barang menjadi jauh lebih kecil secara total kendaraan yang ada di Indonesia.

”Apa yang dikatakan oleh Menhub untuk melindungi masyarakat justru akan menjadi bomerang yang akan menjadi bencana yang besar bagi keselamatan transportasi penyeberangan," kata lumni ITS Surabaya ini.

"Karena bagaimana pengusaha ferry akan bisa menjamin keselamatan dan pelayanan minimim, apabila tarif jauh di bawah perhitungan break event point yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jangan sampai keselamatan masyarakat yang menggunakan transportasi penyeberangan di korbankan,” pungkasnya.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement