"Ada juga kasus, mereka buka situs tertentu karena diajari oleh temanya, kalau itu terus dipaparkan, dimulainya terlalu banjir, itu berdampak pada cara berpikir dan keinginan dorongan untuk mencoba, itu ada, apalagi anak sudah puber," sambungnya.
Kemudian, kata Rose, ketika rasa penasaran dan kebiasaan tersebut sudah tidak terbendung lagi, maka peran orang tua menjadi sulit. Hanya anak yang dapat menghentikannya.
"Jadi kalau saya melihat ini, stimulasi di luar terlalu heboh, kalau tidak ada rem dalam dirinya akan berdampak sulit bagi orang tua untuk merem juga. Anaknya harus ngerem," ucapnya.
Beda hal, kata Rose, ketika kebiasaan tersebut belum terjadi. Maka peran orang tua dan agama lah yang menjadi tameng utama untuk membentengi anak.
"Kalau dari sisi psikologi, saya melihatnya kalau kita mau membentengi anak kita 24 jam, tidak mungkin, maka sesuatu harus diinsert ke dalam anak kita supaya mereka tau bahwa apa yang baik dan buruk, dia diajarkan atau dilatih di rumah dalam pembentukan perilaku," kata Rose.
"Moral harus diajarkan, agama itu syarat akan moral, bedakan baik buruk, moral itu sebetulnya kemampuan manusia membedakan yang baik dan buruk, jadi kalau kita mengatakan ke anak sesuatu, dia perlu contoh," sambungnya.
(Fakhrizal Fakhri )