2. Swedia
Pembahasan mengenai pemberlakuan tarif jalanan berbayar di Swedia sudah dilangsungkan sejak pertengahan tahun 2000-an. Para pejabat negara itu berkumpul di Stockholm untuk mencari solusi tentang bagaimana caranya memecah kemacetan. Apalagi, populasi Stockholm yang kala itu berjumlah 20 ribu meningkat setiap tahunnya.
Dengan adanya ERP, biaya kemacetan di negara ini berkurang drastis, hingga menyentuh angka 25%. Ada beberapa jenis kendaraan yang mendapat pengecualian, yakni kendaraan milik penyandang disabilitas, kendaraan militer, mobil listrik, kendaraan diplomatik, bus, dan kendaraan darurat.
Gerbang pembayaran di Stockholm dilengkapi kamera pengenal pelat nomor yang mampu merekam identitas kendaraan. Tarif yang harus dibayar rata-rata adalah 6,44 euro.
3. Inggris
Inggris juga menerapkan skema berbayar pada jalanannya sejak 2012. Skema ini sebenarnya sudah dipromosikan oleh Partai Buruh sejak 1997.
Laman parlemen Inggris menyatakan, kebijakan jalanan berbayar dijalankan untuk menekan angka kemacetan dan meningkatkan kualitas udara di Inggris. London menjadi kota yang menerapkan jalan berbayar di Inggris.
Berbagai pihak merasa skema ini bermanfaat dalam mengurangi kuantitas pengguna jalan, membantu mengurangi emisi gas karbon, dan meningkatkan kualitas udaranya. (Litbang MPI/Ajeng Wirachmi)
(Erha Aprili Ramadhoni)