KOPENHAGEN - Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen mengutuk apa yang disebutnya sebagai “tindakan permisif” oleh otoritas Denmark, setelah seorang aktivis anti-Islam membakar salinan Alquran di depan sebuah masjid, kedutaan Turki, dan konsulat Rusia di ibu kota Denmark. Misi Rusia itu mengatakan tindakan semacam itu tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara, tetapi hanya berfungsi sebagai provokasi.
"Kemungkinan tindakan seperti itu harus dikesampingkan sepenuhnya dan penyelenggaranya harus dibawa ke pengadilan," kata kedutaan Rusia dalam sebuah pernyataan di Telegram, sebagaimana dilansir RT.
“Ejekan publik terhadap perasaan beragama… bukanlah manifestasi dari kebebasan berbicara dan demokrasi, tetapi provokasi terang-terangan dan bodoh yang bertujuan untuk membangkitkan ketegangan agama dan konflik antar-peradaban.”
Komentar tersebut dipicu oleh tindakan Rasmus Paludan, seorang pengacara Denmark-Swedia, pimpinan Partai Stram Kurs (Garis Keras) di Denmark. Dia membakar total tiga salinan kitab suci Islam pada Jumat, (27/1/2023).
Paludan mengatakan dia melakukannya karena “jijik pada ideologi dan agama Islam.” Aktivis itu juga mengatakan kepada surat kabar Aftonbladet Swedia bahwa dia akan terus membakar Alquran di depan misi diplomatik Turki di ibu kota Denmark sampai Ankara menyetujui aksesi Swedia ke NATO.
Kedutaan Turki di Kopenhagen pada Jumat mengutuk tindakan Paludan sebagai "kejahatan rasial". Pihak berwenang di Ankara juga memanggil duta besar Denmark.
Follow Berita Okezone di Google News