Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tak Akan Berhenti, WHO Tegaskan Akan Terus Cari Jawaban Asal-usul Covid-19

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 16 Februari 2023 |18:04 WIB
Tak Akan Berhenti, WHO Tegaskan Akan Terus Cari Jawaban Asal-usul Covid-19
Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: AFP)
A
A
A

JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan terus mendorong sampai menemukan jawaban tentang bagaimana pandemi Covid-19 dimulai. Hal ini ditegaskan Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (15/2/2023)) menyusul laporan yang menunjukkan bahwa pihaknya telah mengabaikan pencarian.

Memecahkan misteri dari mana virus SARS CoV-2 berasal dan bagaimana virus mulai menyebar di antara manusia dianggap penting untuk mencegah pandemi di masa depan.

BACA JUGA:  WHO: Covid-19 Tetap Jadi Darurat Kesehatan Global, Tapi Pandemi Berada di Titik Transisi

Namun sebuah artikel di situs web Nature pada Selasa (14/2/2023) mengatakan menghadapi kurangnya kerja sama dari China, di mana wabah dimulai pada akhir 2019, WHO telah menyerah dalam pencarian.

BACA JUGA:  WHO Optimistis Covid Tak Lagi Menjadi Darurat Kesehatan Global pada 2023

"Kami perlu terus mendorong sampai kami mendapatkan jawabannya," terang Tedros kepada wartawan, merujuk pada pencarian asal-usul virus tersebut.

“Mengetahui bagaimana pandemi ini bermula sangat, sangat penting dan sangat krusial,” katanya.

Dia mengatakan baru-baru ini pihaknya telah mengirim surat kepada seorang pejabat tinggi di China untuk meminta kerja sama, karena pihaknya membutuhkan kerja sama dan transparansi dalam informasi untuk mengetahui bagaimana virus ini dimula.

Tedros sejak awal bersikeras bahwa semua hipotesis tetap ada, dan WHO telah berulang kali meminta China untuk memberikan akses lebih lanjut untuk menyelidiki.

Tedros mengatakan ada dua alasan untuk tidak meninggalkan pencarian asal.

Yang pertama adalah faktor ilmiah.

"Kita perlu tahu bagaimana ini dimulai untuk mencegah yang berikutnya,” ujarnya.

"Yang kedua (adalah) moral: jutaan orang kehilangan nyawa, dan banyak yang menderita, dan seluruh dunia disandera oleh virus,” lanjutnya.

"Secara moral sangat penting untuk mengetahui bagaimana kita kehilangan orang yang kita cintai,” terangnya.

Dua teori utama yang telah diperdebatkan dengan hangat berpusat pada virus yang secara alami menyebar dari kelelawar ke hewan perantara dan ke manusia, atau melarikan diri karena kecelakaan laboratorium.

Laporan Nature menyarankan bahwa WHO telah "diam-diam mengesampingkan tahap kedua dari penyelidikan ilmiah yang sangat dinanti tentang asal-usul pandemi COVID-19".

Mengutip Maria Van Kerkhove, pakar WHO yang memimpin respons Covid-19 badan tersebut, mengatakan bahwa "tidak ada fase kedua".

“WHO merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan secara bertahap, , tetapi rencana itu telah berubah,” ujarnya.

"Politik di seluruh dunia ini benar-benar menghambat kemajuan dalam memahami asal-usulnya,” lanjutnya.

Van Kerkhove menanggapi dengan marah pada hari Rabu ketika ditanya tentang artikel tersebut, menghubungkan interpretasi bahwa WHO telah menangguhkan pencarian asal-usulnya dengan "kesalahan dalam pelaporan, yang benar-benar memprihatinkan karena menyebabkan beberapa tajuk berita tidak akurat".

“WHO tidak mengabaikan mempelajari asal-usul COVID-19, kami belum dan tidak akan melakukannya,” katanya.

"Tidak ada rencana yang diam-diam dan kami telah melakukannya, dan kami terus terbuka, transparan,” ujarnya.

WHO melakukan penyelidikan tahap pertama dengan mengirimkan tim ahli internasional ke Wuhan, China, pada awal 2021 untuk membuat laporan tahap pertama, yang ditulis bersama rekan-rekan mereka di Cina.

Tetapi penyelidikan itu menghadapi kritik karena kurangnya transparansi dan akses, dan karena tidak cukup mengevaluasi teori kebocoran laboratorium, yang dianggap "sangat tidak mungkin".

Retorika politik mencapai puncaknya atas teori itu, yang disukai oleh pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump tetapi selalu ditolak mentah-mentah oleh China.

Van Kerkhove mengenang jika rencana awal adalah mengirim tim kedua, namun WHO telah mengubah taktik pada pertengahan 2021. WHO memutuskan untuk membuat tim ilmuwan dengan ruang lingkup yang diperluas untuk menyelidiki patogen baru dan mempelajari cara mencegah pandemi di masa depan sambil terus menyelidiki asal-usul Covid-19.

“Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal Usul Patogen Baru (SAGO) dibentuk untuk melakukan penilaian independen terhadap asal-usul Covid-19, tetapi juga bekerja lebih luas untuk membangun kerangka kerja guna memahami asal-usul patogen epidemi dan pandemi di masa depan dan asal muasal kemunculannya,” terangnya.

"Kami akan terus meminta negara-negara untuk mendepolitisasi pekerjaan ini, tetapi kami membutuhkan kerja sama dari rekan-rekan kami di China untuk memajukan ini," tambahnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement