 
                
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap frekuensi bencana di Indonesia meningkat hingga 81 persen dalam 12 tahun terakhir.
Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya pada acara Raker Basarnas dan Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FK3P) Nasional di Kantor Basarnas Kamis (16/2/2023).
Jokowi mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya, potensi bencana di dunia cenderung meningkat.
"Kita tahu menurut data, data yang saya miliki potensi bencana di dunia ini cenderung semakin tinggi. Frekuensinya 5 kali lipat naik selama 50 tahun terakhir, 5 kali lipat. Hati-hati," kata Jokowi dalam sambutannya di Kantor Basarnas, Kamis (16/2/2023).
"Frekuensi bencana di Indonesia juga meningkat drastis yaitu naik 81% dari yang sebelumnya 2010 1945 kemudian 2022 kemarin 3542 kenaikannya sekali lagi dalam 12 tahun ini 81%," ucapnya.
Jokowi berharap tidak ada bencana dan kecelakaan besar yang terjadi sekarang ini. Meski begitu, ia sangat mengapresiasi kerja Basarnas yang sigap merespon bencana.
Beberapa bencana yang terjadi antara lain kecelakaan pesawat Air Asia di 2014 yang jatuh di perairan Belitung, Sriwijaya SJ 182 jatuh di Kepulauan Seribu, kemudian Lion Air JT610 jatuh di perairan Karawang di 2018, dan Kapal Motor Sinar Bangun di Toba di 2018.
"Semuanya saya mengikuti dan beberapa saya melihat langsung di lapangan kecepatan respons dari Basarnas saya harus menyampaikan apa adanya sangat cepat. Karena memang harapan korban dan keluarga korban itu bertumpu pada tim SAR kecepatan evakuasi untuk menentukan jumlah nyawa yang diselamatkan juga berada di Tim SAR," kata Jokowi.
Jokowi berharap Basarnas dapat memanfaatkan teknologi untuk mempercepat tugas dalam memberikan pertolongan.
"Oleh sebab itu, menurut saya yang namanya pengguna teknologi untuk mempercepat pencarian dan pertolongan ini sangat penting," tutur Jokowi.
(Erha Aprili Ramadhoni)