Namun, sebelumnya, menteri pendidikan Youssef Nouri menyebut laporan tentang peracunan siswi sebagai "rumor", mengklaim bahwa siswa yang dibawa ke rumah sakit memiliki "penyakit yang mendasarinya".
Peracunan itu terjadi beberapa hari setelah Iran dan China mendesak tetangga bersama Afghanistan untuk mengakhiri pembatasan pekerjaan dan pendidikan perempuan. Kedua belah pihak meminta para penguasa Afghanistan untuk membentuk pemerintahan inklusif di mana semua kelompok etnis dan kelompok politik benar-benar berpartisipasi, dan membatalkan semua tindakan diskriminatif terhadap perempuan, etnis minoritas, dan agama lainnya.
(Rahman Asmardika)