JAKARTA - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya menyandera pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips Marks Merthens. Hingga hari ini, pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu telah 21 hari disandera.
Dalam penyanderaan ini, pihak KKB meminta pilot Susi Air itu ditukar dengan sejumlah amunisi dan senjata api. Hal ini sebagaimana diungkap Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri di Timika, Kamis 23 Februari 2023.
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin meminta agar permintaan tersebut tidak dituruti. Berikut fakta-fakta pernyataan TB Hasanuddin meminta pemerintah tidak mengikuti permintaan tukar sandera dengan amunisi dan senjata, sebagaimana dirangkum pada Selasa (28/2/2023) :
1. Kejahatan Tidak Mungkin Dinegokan
Hasanuddin menilai permintaan itu tidak relevan. Menurutnya, negara menganggap KKB sebagai kelompok kejahatan yang terorganisasi.
Sudah sepatutnya negara menolak permintaan para penyandera. Menurut Hasanuddin, tidak mungkin negara melakukan pembebasan dengan menukar barang atau materi lainnya.
"Jadi tidak mungkin kemudian menegokan kejahatannya dengan barang atau materi apapun," katanya, kemarin.
2. Jangan Diikuti
Ia pun meminta permintaan penukaran sandera itu tidak diikuti. Ia menilai permintaan tersebut tidak relevan.
"Jadi pada prinsipnya menurut saya, negosiasi dengan meminta senjata dan amunisi, kemudian dengan nanti dinegokan dengan dikembalikannya pilot, sangat tidak relevan dan tidak perlu diikuti," ujar Hasanuddin.
3. Berani Ambil Risiko
BACA JUGA:Jenderal Kopassus Pimpin Operasi Pembebasan Pilot Susi Air, Tak Ada Negoisasi untuk KKB Teroris!
Politikus PDIP yang juga pensiunan perwira TNI AD, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin itu menjelaskan jika negara harus berani mengambil risiko apapun dalam operasi pembebasan Pilot Susi Air, termasuk menolak permintaan barter dari KKB.