Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah WNI Pilih Bertahan Hidup di Ukraina Usai 1 Tahun Perang, Hidup dengan Uang Tabungan Seadanya

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 01 Maret 2023 |15:29 WIB
Kisah WNI Pilih Bertahan Hidup di Ukraina Usai 1 Tahun Perang, Hidup dengan Uang Tabungan Seadanya
Kisah diaspora Indonesia bertahan hidup di Ukraina (Foto: VOA/ Courtesy photo)
A
A
A

Rasa waswas juga terus menghantuinya, khususnya jika mengingat kalau suaminya dapat menerima panggilan mobilisasi militer kapan saja.

“Kalau suami ya udah saya pingit sih sejak (terjadi invasi). Udahlah diam di rumah aja biar saya aja yang beli kebutuhan sehari-hari gitu. Biar saya saja yang keluar,” lanjutnya.

Maysaroh dan suaminya juga memutuskan untuk tidak menyekolahkan putranya yang kini berusia empat tahun. Sebisa mungkin mereka mengajarkan putranya menghitung dan menulis di rumah.

“Saya komunikasi dengan bapaknya juga, udah mendingan (anak) di rumah aja, daripada kita nanti was-was tiap kali ada alarm, setiap kali ada sirene gitu, kita was-was tiap hari harus anter jemput gitu kan lebih baik kita rumahkan saja,” tambahnya.

Suami Maysaroh kehilangan pekerjaannya sejak bulan April lalu. Kini mereka menjalani hidup sehari-hari dengan tabungan yang ada untuk bertahan hidup.

“Harga melonjak naik. Beras yang tadinya saya beli yang biasa beli cuman 32 hryvna, sekarang udah 80-90 hryvna. Gila pokoknya semua naik. Hari ini kita beli misalkan 60, minggu depan udah 65 gitu. Cepet banget naiknya. Pelan, pelan, pelan tapi naik. Semua naik, enggak ada yang udah naik turun lagi,” ungkapnya.

Namun, Maysaroh beruntung ketika dipertemukan dengan dua orang Indonesia yang kini tengah bertugas di Ukraina, yang mendatangkan berkah baginya.

“(Mereka) minta (makan siang) dari saya. Tiap hari minta dikirimi. Di situ saya ada kegiatan, jadi saya merasa enggak (bosan) nih. Setiap hari saya keluar, saya masak,” ujarnya.

“Kadang-kadang juga dari temannya beliau ada juga yang minta (makan siang), karena mereka dari negara muslim, jadi mereka tuh mencari makanan yang halal. Ya Alhamdulillah, saya layani ada tiga orang, empat orang, lima orang gitu. Enggak tentu setiap hari. Itu yang bikin saya berkah-lah istilahnya,” lanjutnya.

Setelah hidup dalam keadaan yang mencekam dalam satu tahun belakangan ini, Maysaroh mengaku merindukan adanya kedamaian.

“Tapi kita dalam kondisi ini tidak bisa lari dari kenyataan, kita harus jalani sampai tuntas,” ujarnya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement