Pihak berwenang menuduh "musuh" Iran menggunakan serangan itu untuk melemahkan institusi ulama. Tapi kecurigaan telah jatuh pada kelompok garis keras yang beroperasi sebagai penjaga interpretasi mereka terhadap Islam.
Beberapa aktivis menuduh pembentukan mendalangi peracunan sebagai balas dendam terkait protes oleh para wanita, termasuk para pelajar, yang menentang aturan wajib berjilbab yang diterapkan pemerintah.
"Sekarang gadis-gadis Iran membayar harga untuk melawan kewajiban jilbab (kerudung) dan telah diracuni oleh lembaga ulama," cuit aktivis Iran terkemuka yang berbasis di New York, Masih Alinejad.
Khawatir akan dorongan baru untuk protes, pihak berwenang meremehkan peracunan tersebut. Penyelidikan yudisial sedang berlangsung, meskipun belum ada rincian temuan yang dirilis.
Setidaknya satu sekolah anak laki-laki juga menjadi sasaran di Kota Boroujerd, lapor media pemerintah.
(Rahman Asmardika)