GEORGIA – Presiden Georgia Salome Zourabichvili menyuarakan dukungannya kepada para pengunjuk rasa saat berbicara melalui video selama kunjungan ke New York, Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, para pengunjuk rasa menggelar demonstrasi terkait undang-undang bergaya Rusia yang kontroversial, yang akan mengklasifikasikan kelompok non-pemerintah dan media sebagai "agen asing" jika mereka menerima lebih dari 20% dana mereka dari luar negeri.
BACA JUGA:
Pada Rabu (8/3/2023) malam, polisi memukul mundur pengunjuk rasa yang merobohkan penghalang logam di luar parlemen. Massa diperintahkan untuk bubar dan beberapa orang terluka.
BACA JUGA:
"Saya di sisi Anda. Hari ini Anda mewakili Georgia yang bebas. Georgia, yang melihat masa depannya di Eropa, tidak akan membiarkan siapa pun mengambilnya masa depan ini,” ungkapnya, dikutip BBC.
Dia telah bersumpah untuk memveto undang-undang tersebut, tetapi Georgian Dream memiliki cukup suara untuk mengesampingkan hak veto presiden di parlemen. Partai tersebut telah mengajukan pendapatnya ke Dewan Eropa.
Mengesahkan undang-undang tersebut akan membuat Georgia bergabung dengan daftar negara pasca-Soviet yang tidak demokratis dan otoriter seperti Belarusia, Tajikistan, dan Azerbaijan yang telah menyalin undang-undang Rusia tentang pembatasan aktivitas LSM.