Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dinilai Miliki Pandangan yang Sama-Sama Multi-Kutub, Pertemuan Xi dan Putin Tidak Mengherankan

Susi Susanti , Jurnalis-Minggu, 19 Maret 2023 |11:21 WIB
Dinilai Miliki Pandangan yang Sama-Sama Multi-Kutub, Pertemuan Xi dan Putin Tidak Mengherankan
Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu Presiden China Xi Jinping (Foto: AP)
A
A
A

CHINA - Fakta bahwa pemimpin China akan pergi ke Rusia menandakan dukungan kuat Beijing untuk Moskow. Hal itu dianggap tidak terlalu mengherankan. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping dinilai memiliki pandangan dunia yang sama, keduanya menganut gagasan dunia multi-kutub.

Tahun lalu kedua pemimpin negara itu menyatakan kemitraan mereka tidak memiliki batas. Itu tidak sepenuhnya benar.

Hingga saat ini China belum memberi Rusia bantuan mematikan untuk membantunya memenangkan perang di Ukraina, meskipun Amerika Serikat (AS) mengklaim China sedang mempertimbangkan untuk melakukannya.

Dikutip BBC, mengenai kemitraan yang diumumkan antara Moskow dan Beijing, Rusia - dengan ekonomi sepersepuluh ukuran China - semakin berperan sebagai mitra junior.

Jadi pemerintah China pasti memiliki pengaruh atas Rusia. Elemen lain yang mendorong minat dalam kunjungan ini adalah klaim Beijing untuk bersikap netral dan tidak menentang spekulasi bahwa Beijing dapat bertindak sebagai perantara yang jujur antara Moskow dan Kyiv.

Mungkin bukan kebetulan bahwa pertemuan pada Senin (20/3/2023) berlangsung pada peringatan 20 tahun invasi AS ke Irak, yang ditentang oleh Rusia dan China.

Yang terpenting, China datang dari belakang kudeta diplomatik besar, setelah memfasilitasi kesepakatan untuk saingan Timur Tengah Iran dan Arab Saudi untuk melanjutkan hubungan diplomatik.

Namun beberapa orang berpendapat bahwa kenetralannya yang dinyatakan adalah palsu dan merupakan kepentingan geopolitik Beijing untuk melanjutkan perang karena Rusia melakukan pekerjaan kotornya - mengambil Barat dan menghabiskan sumber daya dan uang Barat.

Proposal China menyerukan negosiasi perdamaian dan penghormatan terhadap kedaulatan nasional. Tetapi dokumen 12 poin itu tidak secara spesifik mengatakan bahwa Rusia harus menarik pasukannya dari Ukraina.

Sementara itu, sebelumnya pada Kamis (16/3/2023), menteri luar negeri China mendesak Kyiv dan Moskow untuk memulai kembali pembicaraan damai secepat mungkin selama panggilan telepon dengan Kuleba, yang pada gilirannya mengatakan keduanya telah membahas pentingnya prinsip integritas teritorial.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement