Share

Kisah Non Muslim di Sri Lanka yang Ikut Puasa untuk Menangkal Rasisme

Agregasi BBC Indonesia, · Jum'at 24 Maret 2023 03:01 WIB
https: img.okezone.com content 2023 03 24 18 2786349 kisah-penganut-non-muslim-di-sri-lanka-yang-ikut-puasa-untuk-menangkal-rasisme-pgsU06a6zb.JPG Ilustrasi/ Doc: BBC

JAKARTA - Rehan Jayawickreme, seorang politisi muda yang mewakili oposisi utama di Sri Lanka, membuat pengumuman yang mengejutkan pada 13 April 2021.

"Saya umat Buddha dan mencoba sebaik mungkin mengikuti falsafah hidup Buddha," cuitnya di Twitter dilansir dari BBC, Jumat (24/3/2023).

 BACA JUGA:

"Karena itu saya sangat menanti untuk berpuasa bersama saudara dan saudari Muslim saya selama bulan suci Ramadhan. Ini akan menjadi kali pertama saya [berpuasa], semoga berhasil."

Dia merupakan ketua Dewan Kota Weligama di selatan Sri Lanka dan sejak dimulainya Ramada pada 14 April di negara itu dia telah berpantang makan dan minum seharian.

 BACA JUGA:

Setelah Buron 3 Tahun, Begal Sadis Ditangkap Tim Macan Linggau

Kebetulan pada tahun itu umat Muslim di Sri Lanka, yang mayoritas beragama Buddha, memulai ibadah puasa bersamaan dengan perayaan hari tahun baru yang dirayakan komunitas Sinhala dan Tamil.

Namun, keberagaman masyarakat di Sri Lanka mengalami guncangan 4 tahun lalu saat sekelompok militan Islamis menjalankan serangan bunuh diri atas tiga gereja selama perayaan Paskah, yang menewaskan hampir 270 jiwa.

Politisi Buddha itu mengaku keputusannya ikut berpuasa Ramadan dalam rangka mengatasi sentimen-sentimen anti-Muslim yang muncul pasca-serangan itu.

Akun Rehan Jayawickreme di Twitter pun langsung menerima banyak komentar yang mendukung inisiatifnya, walau turut merayakan Ramadan sebagai non-Muslim bukan sesuatu yang asing baginya.

Marianne David, seorang jurnalis yang bekerja di ibu kota Sri Lanka, Colombo, langsung cepat mengungkapkan bahwa dia pun melakukan hal serupa.

Follow Berita Okezone di Google News

"Saya Katolik dan saya pun berpuasa selama Ramadan, karena membawa kejelasan, kesadaran, empati, dan disiplin. Semoga lancar!" ujarnya.

Anuradha K Herath, Direktur Jenderal (Hubungan Internasional) di Kantor Perdana Menteri Sri Lanka, mengaku pernah sekali ikut puasa Ramadan, "Saya ingat melakukan hal yang sama saat dulu kuliah di Universitas Moratuwa," cuitnya di Twitter.

"Teman saya @sifaan membangunkan saya pagi-pagi sekali untuk sahur dan berbagi takjil selama kuliah saat sore hari untuk berbuka puasa. Bagi saya itu pengalaman yang sangat baik."

"Menurut saya ikut berpuasa ini merupakan tanda protes atas rasisme yang disebarluaskan pimpinan tertentu di negeri kami," kata Rehan Jayawickreme.

"Bukan berarti saya pindah masuk Islam, namun sebagai protes menentang rasisme."

Kepada BBC, dia mengatakan sebagai komunitas Muslim yang minoritas di Sri Lanka banyak dicela sejak serangan Minggu Paskah pada 2019.

Hampir 70% penduduk di Sri Lanka beragama Buddha. Sisanya ada yang beragama Hindu, Islam dan Katolik.

"Ketika saya menunjukkan kepada masyarakat Muslim bahwa, sebagai mayoritas, kami peduli dengan mereka. Saya menawarkan kepada mereka rasa aman dan tentram."

Sedangkan para pengritiknya menuduh Rehan sekadar ingin meraih dukungan suara dari umat Muslim.

Sebagai tanggapannya, politisi itu mengangkat satu komentar dari salah satu pendukungnya di Twitter.

"Jauh lebih baik mendapat suara dengan mempromosikan keharmonisan dalam beragama ketimbang menciptakan kebencian."

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini