ISRAEL - Eks kepala badan intelijen Israel, Mossad, Yossi Cohen mengungkap operasi negaranya terhadap Iran. Hal itu ia ungkap dalam sebuah wawancara pada 2021 lalu.
Cohen menceritakan aksi Mossad mencuri dokumen-dokumen program nuklir Iran di sebuah gudang pada 2018. Dalam operasi itu, Mossad berhasil membawa puluhan ribu dokumen dari Iran ke Israel.
Dia juga mengindikasikan bahwa Israel terlibat dalam penghancuran fasilitas nuklir Iran di Natanz serta pembunuhan seorang ilmuwan nuklir Iran.
BACA JUGA:
Hal itu Yossi katakan kepada seorang jurnalis Ilana Dayan dalam program dokumenter Uvda yang disiarkan stasiun televisi Israel Channel 12.
Cohen menjadi kepala Mossad pada akhir 2015 oleh Benjamin Netanyahu. Netanyahu saat itu masih menjabat perdana menteri.
Pengangkatan Cohen bukan tanpa alasan. Sebab, Cohen bukan orang baru di badan intelijen Israel. Dia bergabung dengan lembaga tersebut pada 1982 setelah mengenyam pendidikan sarjana di London, Inggris.
BACA JUGA:
Dalam wawancara itu, Cohen mengaku punya "ratusan paspor" selama kariernya. Namun, hal yang menyedot perhatian dalam wawancara itu ialah soal pencurian dokumen program nuklir Iran.
Cohen mengatakan perlu dua tahun untuk merencanakan operasi pencurian dokumen itu. Ia mengungkap setidaknya 20 agen Mossad dikerahkan ke lapangan. Dari semua agen itu, tak seorang pun berkewarganegaraan Israel.
Ia mengungkap menyaksikan aksi para agen dari markas komando di Tel Aviv. Saat itu, para agen sedang menerobos masuk ke dalam gudang dan membngkar lebih dari 30 lemari besi. Ia mengaku sangat gembira saat itu.
Semua agen lapangan selamat dan dalam kondisi baik, tambah Cohen, walau ada yang harus dijemput dari Iran.
Isi arsip-arsip itu pernah disinggung Netanyahu dalam jumpa pers pada 2018. Saat itu dia mengklaim dirinya punya bukti bahwa Iran berupaya menciptakan senjata nuklir secara rahasia seraya mempertahankan pengetahuan tersebut rapat-rapat—tuduhan yang kemudian dibantah Iran.
(Widi Agustian)