JEPANG - Jepang tuntut China membebaskan salah satu warga negaranya setelah pria itu ditangkap oleh Beijing atas tuduhan spionase.
Pria itu, seorang karyawan pembuat obat Astellas berusia 50-an, telah ditahan sejak awal Maret.
Pada Senin (27/3/2023), Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan China telah memberi tahu negara tentang penangkapan itu melalui saluran diplomatik dan meminta kunjungan konsuler.
Namun dia tidak mengungkapkan rincian apapun tentang identitas pria tersebut atau dugaan pelanggarannya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan bahwa pria itu ditahan karena spionase.
"Tiongkok akan menangani kasus ini sesuai dengan hukum dan akan melindungi hak-hak orang tersebut sesuai dengan hukum," katanya, dikutip BBC.
Mao mengatakan Jepang perlu berbuat lebih banyak untuk meminta warganya agar tidak terlibat dalam kegiatan semacam itu.
Follow Berita Okezone di Google News
Astellas Pharma membenarkan bahwa pria itu adalah karyawannya tetapi menolak untuk mengungkapkan identitasnya.
Menurut Kyodo News, China telah menahan setidaknya 17 warga negara Jepang atas dugaan spionase sejak 2015.
Hubungan telah lama tegang karena pulau-pulau Laut China Timur yang disengketakan, sejarah masa perang, dan Taiwan.
Pada 2019, China menahan seorang profesor Jepang yang berspesialisasi dalam sejarah China modern karena dicurigai sebagai mata-mata. Dia dibebaskan setelah dua bulan.
Hubungan China-Jepang tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Februari lalu, kedua negara mengadakan dialog keamanan di Tokyo untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Selama itu, Jepang mengkritik hubungan China dengan Rusia dan dugaan penggunaan balon mata-mata, sementara Beijing menyatakan keprihatinan atas pembangunan militer Jepang.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.