Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tak Patah Arang Ditinggalkan Honduras, Taiwan Perkuat Hubungan dengan Guatemala

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 03 April 2023 |10:26 WIB
Tak Patah Arang Ditinggalkan Honduras, Taiwan Perkuat Hubungan dengan Guatemala
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berkunjung ke Guatemala usai ditinggalkan Honduras (Foto: Reuters)
A
A
A

KOTA GUATEMALA - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyelesaikan perjalanan tiga hari ke Guatemala pada Minggu (2/4/2023) di mana dia menawarkan lebih banyak kerja sama dengan pemerintah Presiden Guatemala Alejandro Giammattei, salah satu dari sedikit sekutu Taiwan di dunia.

Tur Tsai, yang akan membawanya ke Belize pada Minggu (2/4/2023) sore waktu setempat, dilakukan seminggu setelah Honduras memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei demi Beijing.

Saat mengunjungi Guatemala, Tsai menandatangani perjanjian senilai USD4 juta (Rp60 miliar) untuk memodernisasi daerah pedesaan dan berjanji untuk mempromosikan dan meningkatkan kerja sama antara kedua negara.

"Mulai sekarang, Taiwan dan Guatemala akan terus menunjukkan solidaritas satu sama lain, memperdalam kerja sama di semua bidang yang memungkinkan berdasarkan tujuan yang tegas, solidaritas, dan saling menguntungkan," kata Tsai saat mengunjungi rumah sakit yang dibangun dengan bantuan Taiwan.

Sebelum tiba di Guatemala - salah satu dari 13 negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan - Tsai melakukan persinggahan kontroversial di New York, membuat marah China, yang telah berulang kali memperingatkan pejabat AS untuk tidak bertemu dengan Tsai.

Presiden Guatemala berterima kasih kepada Tsai karena telah mengunjungi negara Amerika Tengah itu.

"Kunjungan di mana kami memperkuat ikatan persahabatan ini akan tetap ada di hati kami," terangnya.

Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri Guatemala Edgar Gutierrez mengatakan kepada Reuters pada Minggu (2/4/2023), sikap Guatemala mempertahankan hubungan dengan Taiwan adalah cara ‘menjilat’ AS pada saat hubungan dengan Washington tegang.

“Pemerintah Guatemala sedang mencoba untuk membangun kembali jembatan dengan institusi AS tertentu dengan menawarkan Guatemala sebagai simpanan migran, memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, mendukung Ukraina, mengekstradisi lebih dari 100 pengedar narkoba pada tahun 2022 dan tetap menjadi sekutu Taiwan,” ungkapnya.

Seperti diketahui, China dan Taiwan telah berebut pengaruh di Amerika Latin sejak akhir perang saudara China pada 1949, dengan Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah China, sebuah posisi yang ditolak keras oleh Taipei. China menolak untuk mengizinkan negara lain mempertahankan hubungan diplomatik dengan keduanya pada saat yang bersamaan.

Pengaruh China di Amerika Latin telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan Nikaragua, El Salvador, Panama, dan Kosta Rika meninggalkan Taipei demi Beijing.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement