Para peneliti mengukur gelombang radio yang mereka deteksi untuk menentukan kekuatan medan magnet planet.
“Ini memberi tahu kami informasi baru tentang lingkungan di sekitar bintang,” terangnya.
“Ide ini adalah apa yang kami sebut sebagai cuaca antariksa ekstrasurya,” ujarnya.
Di tata surya kita, aktivitas di matahari dapat menciptakan cuaca antariksa yang berdampak pada Bumi. Semburan energik dari matahari dapat mengganggu satelit dan telekomunikasi global serta menyebabkan pertunjukan cahaya yang menyilaukan di dekat kutub Bumi, seperti aurora borealis, atau cahaya utara.
Para ilmuwan membayangkan bahwa interaksi antara YZ Ceti dan planetnya juga menciptakan aurora, tetapi pertunjukan cahaya ini sebenarnya terjadi di bintang tersebut.
"Kami benar-benar melihat aurora di bintang - itulah emisi radionya," katanya.
“Seharusnya juga ada aurora di planet ini jika memiliki atmosfernya sendiri,” tambahnya.
"Apa yang kami lakukan adalah mencari cara untuk melihatnya," terang rekan penulis studi Jackie Villadsen, asisten profesor fisika dan astronomi di Universitas Bucknell di Pennsylvania, dalam sebuah pernyataan.
"Kami sedang mencari planet yang sangat dekat dengan bintangnya dan berukuran mirip dengan Bumi," ungkapnya.
“Planet-planet ini terlalu dekat dengan bintangnya untuk berada di tempat yang bisa Anda tinggali, tetapi karena mereka begitu dekat, planet ini seperti membajak banyak hal yang keluar dari bintang. Jika planet memiliki medan magnet dan menembus cukup banyak bahan bintang, itu akan menyebabkan bintang memancarkan gelombang radio yang terang,” lanjutnya.