Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mendarat di Pantai Utara, Badai Dahsyat Ilsa Hantam Australia Barat

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 14 April 2023 |06:54 WIB
Mendarat di Pantai Utara, Badai Dahsyat Ilsa Hantam Australia Barat
Badai dahsyat Ilsa hantam Australia Barat (Foto: Departemen Kebakaran dan Layanan Darurat)
A
A
A

AUSTRALIA - Badai dahsyat telah mendarat di pantai utara Australia Barat (WA). Topan Tropis Ilsa yang parah melintasi pantai dekat Port Hedland tepat sebelum tengah malam (17:00 BST) pada Kamis (13/4/2023) sebagai badai kategori lima.

Sejak itu, badai telah diturunkan ke kategori tiga tetapi masih berpotensi menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Isla diperkirakan akan tetap menjadi topan tropis selama Jumat (14/4/2023) sebelum melemah semalaman hingga Sabtu (15/4/2023).

Beberapa jam sebelum mendarat, peringatan merah dikeluarkan dan ribuan orang diperintahkan untuk segera berlindung.

Ini adalah tingkat peringatan topan paling serius di negara itu. Di bawahnya, orang-orang disuruh tetap berada di bagian terkuat, teraman dari rumah mereka dan menjauh dari pintu dan jendela sampai mereka diberi izin oleh pihak berwenang.

Sementara Australia utara tidak asing dengan siklon, badai ini adalah yang terkuat yang melanda kawasan itu dalam 14 tahun.

Biro Meteorologi (BOM) menyatakan ini adalah ‘inti’ yang sangat merusak dari badai tersebut akan membawa hembusan angin ekstrim hingga 315 km/jam (195 mph) di beberapa bagian wilayah Kimberley dan Pilbara.

Angin berkecepatan 218 km/jam terekam di Pulau Bedout di lepas pantai saat badai mendarat, menetapkan rekor angin berkelanjutan 10 menit awal.

Rekor sebelumnya adalah 194km/jam - angin yang tercatat saat Topan George menghantam Australia pada 2007.

"Ada ancaman terhadap nyawa dan rumah. Anda dalam bahaya dan harus segera bertindak," kata Departemen Pemadam Kebakaran dan Layanan Darurat saat peringatan merah dikeluarkan pada Kamis (13/4/2023) sore waktu setempat.

Penduduk, termasuk sekitar 15.000 orang di Port Hedland, pelabuhan pengekspor bijih besi terbesar di dunia, ditempatkan di bawah siaga merah.

Wali Kota Port Hedland Peter Carter mengatakan pusat evakuasi telah didirikan di kota itu.

"Semua orang gelisah," kata Carter kepada Australian Broadcasting Corporation.

"Mereka mengerti bahwa siklon adalah mereka. Mereka sangat, sangat tidak dapat diprediksi,” lanjutnya.

Reporter Channel Nine Ezra Holt kepada BBC dari Port Hedland pada Kamis (13/4/2023) melaporkan ketika topan mendekat, penduduk membuat persiapan menit terakhir dengan karung pasir dan mengamankan rumah dan bisnis mereka.

Dia menambahkan bahwa ada emosi campur aduk di dalam kota, ada yang tidak terlalu ribut, dan ada yang lebih prihatin karena siklon sekuat ini cukup langka terjadi.

Petugas cuaca juga memperingatkan curah hujan hingga 400 mm (15,7 inci) dan pasang tinggi yang tidak normal, dengan dampak badai yang dirasakan di wilayah 600 km (370 mil) dari Port Hedland hingga tepat di selatan Broome.

Dinas pemadam kebakaran mengatakan sekitar 700 warga dari komunitas terpencil Bidyadanga telah dievakuasi.

Di Port Hedland, kapal pengangkut bijih besi dilaporkan sedang dipindahkan dari pelabuhan. Perusahaan pertambangan BHP mengatakan kepada Reuters bahwa mereka memantau situasi dengan cermat, tetapi operasi pertambangan dan kereta api terus berlanjut.

Topan kategori lima terakhir yang menerjang WA adalah Topan Laurence pada 2009. Dua tahun sebelumnya, badai kategori lima lainnya, Topan George, menewaskan tiga orang saat menerjang kamp pertambangan tepat di selatan Port Hedland.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement