Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Soekarno Nyaris Gagal Bangun Monas saat Kondisi Ekonomi Kembang Kempis

Solichan Arif , Jurnalis-Sabtu, 15 April 2023 |04:07 WIB
Soekarno Nyaris Gagal Bangun Monas saat Kondisi Ekonomi Kembang Kempis
Ilustrasi (Foto : Okezone.com)
A
A
A

Akhirnya juri memutuskan memakai rancangan Silaban. Meski mengkhawatirkan anggaran, di sisi lain Bung Karno tidak suka menunggu. Ia menolak proyek ditunda, apalagi sampai ekonomi membaik.

Apapun yang terjadi, proyek nasional harus segera diwujudkan. Soekarno kemudian menerbitkan Keppres untuk pembentukan panitia monumen nasional yang diketuai oleh Kolonel Umar Wirahadikusuma.

Soekarno meminta arsitek R.M. Soedarsono melanjutkan rancangan Silaban. Diarsiteki Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono, pada 17 Agustus 1961, pembangunan Monas di atas lahan seluas 80 hektar itu, dimulai.

“Soedarsono memasukkan angka 17,8 dan 45 ke dalam rancangan monumen nasional”.

Monumen nasional memiliki tinggi 132 meter atau 433 kaki. Sebuah bangunan yang gagah menjulang. Pada bagian puncaknya didesain pelataran yang mampu menampung sebanyak 50 orang.

Untuk ke puncak, pengunjung bisa melalui elevator, yakni dipasang lengkap beserta tangga daruratnya. Di puncak juga tersedia teropong, di mana panorama seluruh Jakarta bisa terlihat gamblang.

Silaban dan Soedarsono memberi sentuhan cawan di puncak monas. Cawan yang menopang lampu perunggu seberat 14,5 ton. Tinggi lampu berbentuk lidah api atau obor itu 14 meter dengan diameter 6 meter, yakni terdiri dari 77 bagian yang disatukan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement