RUSIA - Pemerintah Rusia kembali mengungkap alasan melakukan operasi militer khusus di Ukraina. Rusia mengatakan operasi militer itu dilakukan agar Ukraina tak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Rusia telah melakukan operasi militer khusus ke Ukraina sejak Februari 2022. Artinya militer Rusia dan Ukraina telah bertempur kurang lebih selama 14 bulan.
"Jika tidak, itu akan menimbulkan ancaman serius dan signifikan bagi negara kami," klaim juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam pengarahan pers dikutip Anadolu.
Para analis Barat mengatakan ketika Rusia melancarkan perang pada Februari 2022, Ukraina sama sekali tidak ingin bergabung dengan aliansi tersebut. Namun, September lalu, Ukraina secara resmi mengajukan keanggotaan NATO, meski tidak jelas kapan atau apakah akan diterima.
BACA JUGA:
Peskov juga menyinggung kunjungan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg ke Kiev dengan mengatakan bahwa Kremlin--sebutan bagi kantor Presiden Rusia--tidak memiliki penilaian tentang prospek bergabungnya Ukraina ke NATO.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengunjungi Kiev pada Kamis (20/4/2023).
Kunjungan itu merupakan kedatangan pertama sejak invasi besar-besaran Rusia. Kunjungan itu disebut sebagai upaya menunjukkan dukungan kepada Ukraina yang tengah bersiap melancarkan serangan balasan.
BACA JUGA:
Fotographer Reuters mengatakan Stoltenberg memberikan penghormatan kepada tentara Ukraina yang gugur dalam perang dan meninjau peralatan militer rusak milik Rusia yang dipajang di alun-alun ibu kota.
( Muhammad Fadli Rizal)