JAKARTA - Heboh unggahan oknum peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di media sosial mengenai perdebatan hari Lebaran Muhammadiyah.
Pernyataan itu sangat disayangkan Wakil ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah DKI Jakarta Agus Suradika. Pihaknya juga mengecam, karena tak menyangka hal semacam itu bisa terlontar dari seorang peneliti BRIN.
"Menyayangkan dan mengecam pernyataan oknum peneliti BRIN AP Hasanudin yang dengan sadar mengancam membunuh warga Muhammadiyah," ujar Agus melalui keterangan tertulis, Senin (24/4/2023).
Kendati demikian, Agus mengimbau warga Muhammadiyah khususnya di DKI Jakarta untuk tetap tenang. Selain itu, warga Muhammadiyah diimbau untuk tidak terpancing.
Namun, harus tetap mendukung proses hukum yang dilakukan PP Muhammadiyah. "Mendukung lembaga hukum PP Muhammadiyah untuk mengambil tindakan hukum yang diperlukan," ujarnya.
Agus memastikan, pihaknya siap mengawal keputusan PP Muhammadiyah dalam menangani persoalan ini. "PW Muhammadiyah DKI Jakarta siap mengamankan dan menindaklanjuti setiap perintah dan keputusan PP Muhammadiyah," tuturnya.
Persoalan ini terkait perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah atau hari Lebaran. Seseorang diduga peneliti dari BRIN dengan nama akun Facebook Andi Pangerang Hasanuddin berkomentar di tautan yang ditulis peneliti BRIN lainnya, Thomas Djamaluddin.
Thomas berkomentar, Muhammadiyah tidak taat pada keputusan pemerintah karena berbeda penetapan Lebaran 2023.
Kemudian, tautan dari Thomas tersebut dikomentari Andi Pangerang Hasanuddin lewat akun Facebook Ap Hasanuddin yang bernada sinis dan pengancaman terhadap warga Muhammadiyah. Hingga akhirnya menuai polemik.
Muhammadiyah diketahui merayakan Idul Fitri 1444 H pada Jumat 21 April 2023. Sementara pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 22 April 2023. Dalam menentukan 1 Syawal, keduanya menggunakan metode berbeda, Muhammadiyah menggunakan hisab, sedangkan pemerintah menggunakan rukyat yang diputuskan melalui Sidang Isbat.
(Arief Setyadi )