Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Taliban Tewaskan Pimpinan IS yang Dalangi Pengeboman Bandara Kabul

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 26 April 2023 |12:15 WIB
Taliban Tewaskan Pimpinan IS yang Dalangi Pengeboman Bandara Kabul
Foto: Reuters.
A
A
A

KABUL – Petinggi kelompok teroris Negara Islam (IS, dahulu ISIS), yang diduga telah merencanakan pemboman yang menghancurkan di bandara Kabul, Afghanistan pada 2021, telah dibunuh oleh kelompok Taliban, kata pejabat Amerika Serikat (AS).

Pengeboman pada Agustus itu menewaskan 170 warga sipil dan 13 tentara AS, di saat orang-orang berusaha melarikan diri Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.

Tokoh ISIS itu tewas beberapa pekan lalu, tetapi butuh waktu lama untuk mengonfirmasi kematiannya, kata pejabat AS kepada mitra berita BBC, CBS

Nama tokoh ISIS tersebut belum dirilis.

Pejabat AS mengatakan mereka telah menentukan, melalui pengumpulan intelijen dan pemantauan di wilayah, bahwa pimpinan IS itu telah tewas, meskipun mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana mereka mengetahui bahwa dia bertanggung jawab atas pengeboman di Bandara Kabul.

"Para ahli di pemerintahan sangat yakin bahwa orang ini... memang orang kunci yang bertanggung jawab," kata seorang pejabat senior AS kepada CBS, sebagaimana dilansir BBC.

Menurut sebuah laporan di New York Times, AS mengetahui kematian pemimpin itu pada awal April. Tidak jelas apakah dia menjadi sasaran Taliban atau apakah dia terbunuh selama pertempuran yang sedang berlangsung antara IS dan Taliban, lapor surat kabar itu.

Pada Senin, (24/4/2023), AS mulai memberi tahu keluarga tentara yang terbunuh tentang kematian pemimpin ISIS.

Ledakan itu terjadi beberapa jam setelah pemerintah Barat memperingatkan warganya untuk menjauh dari Bandara Internasional Kabul, karena ancaman serangan IS-K, cabang kelompok Negara Islam Afghanistan.

Itu terjadi sekira pukul 18.00 waktu setempat pada 26 Agustus 2021 di Abbey Gate menuju bandara, ketika seorang pelaku bom bunuh diri masuk ke tengah keluarga yang menunggu di luar gerbang.

Kerumunan besar telah berkumpul di daerah itu, berharap untuk diterima dalam penerbangan evakuasi saat pasukan AS ditarik keluar dari Afghanistan.

AS melakukan serangan pesawat tak berawak di Kabul beberapa hari kemudian, mengatakan telah menargetkan seorang pembom bunuh diri, hanya untuk mengakui bahwa rudal tersebut telah menewaskan 10 warga sipil, termasuk tujuh anak.

Mereka kemudian menawarkan hadiah USD10 juta kepada siapa pun yang memiliki informasi yang mengarah pada penangkapan atau hukuman di negara mana pun dari mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu, atau atas penangkapan pemimpin ISIS-K Sanaullah Ghafari.

Penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada Agustus 2021 menandai berakhirnya perang terpanjang Amerika.

Ini menyebabkan runtuhnya pemerintah dan militer Afghanistan, yang telah didukung oleh pemerintah AS selama dua dekade. Itu juga menyebabkan kembalinya kekuasaan ke Taliban.

Pemerintahan Biden dikritik baik di dalam maupun luar negeri setelah penarikan itu.

Banyak yang menyatakan kemarahan atas ditinggalkannya warga Afghanistan dan persenjataan AS, dan seorang Marinir AS yang terluka dalam ledakan itu menggambarkan penarikan itu sebagai "malapetaka" selama dengar pendapat yang dipimpin oleh Partai Republik yang memeriksa penarikan itu.

Michael McCaul, seorang perwakilan DPR dari Partai Republik, mengatakan kematian pemimpin ISIS adalah berita yang disambut baik tetapi tidak memberikan keadilan penuh bagi keluarga tentara AS yang tewas.

"Jika laporan-laporan ini benar, setiap kali seorang teroris disingkirkan adalah hari yang baik," kata McCaul. "Tapi ini tidak mengurangi kesalahan administrasi Biden atas kegagalan yang menyebabkan serangan di Abbey Gate."

Presiden Joe Biden telah mengarahkan tinjauan luas yang memeriksa penarikan, yang dirilis awal bulan ini. Tinjauan tersebut menyalahkan Presiden Donald Trump atas penarikan yang mematikan itu, dengan mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah "sangat dibatasi" oleh keputusan Trump, termasuk kesepakatan pada 2020 dengan Taliban untuk mengakhiri perang.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement