PERANG DUNIA II terjadi pada tahun 1939-1945. Selama peristiwa itu, sederet pertempuran penting dan dahsyat terjadi. Berikut adalah 3 pertempuran besar dalam Perang Dunia II yang diolah dari berbagai sumber:
1. Pertempuran Stalingrad
Stalingrad adalah pertempuran paling besar dan berdarah di masa Perang Dunia II. Perang antara Uni Soviet dan Jerman ini disebut oleh berbagai peneliti sebagai pertempuran terbesar dari seluruh pertempuran di era Perang Dunia II.
Perang dimulai dengan perintah pemimpin Nazi, Adolf Hitler, untuk menyerang Uni Soviet pada Juni 1941. Memiliki pasukan yang andal, Jerman berhasil masuk ke wilayah Soviet dan membuat Soviet menderita kerusakan parah. Dua kota besar Soviet, yakni Moskow dan Leningrad, dikuasai Hitler dan pasukannya dalam waktu yang relatif singkat.
Selain itu, kota lain yang juga ditaklukkan adalah Saint Petersburg pada Oktober 1941. Karena memasuki musim dingin, Hitler terpaksa harus menunda penyerangannya untuk beberapa waktu.
Setahun setelahnya, Hitler memerintahkan Friendrich Von Paulus, jenderal pemimpin pasukan keenam Nazi untuk segera merebut kota industri Soviet bernama Stalingrad. Dengan adanya perintah ini, maka pertempuran di Stalingrad jelas tak bisa dihindari. Serangan dimulai pada Agustus 1942, dimana angkatan udara Jerman berhasil menyapu Stalingrad dan membunuh 40 ribu warga sipil.
Jenderal Paulus berpendapat bahwa Jerman membutuhkan waktu 10 hari untuk bisa merebut Stalingrad. Sayangnya, perhitungan itu keliru besar.
Dengan semangat juang yang tinggi, Soviet di bawah kepemimpinan Jenderal Vasily Chuikov memberikan perlawanan yang sangat keras. Mereka sama sekali tak memedulikan kondisi Stalingrad yang sudah porak-poranda akibat serangan Jerman. Lokasi pertahanan darurat dibuat di antara gedung-gedung yang sudah hancur. Pasukan Soviet mendapat tambahan personel dari Joseph Stalin dan berhasil membuat Nazi terpojok.
Dalam waktu 3 hari, pasukan Soviet berhasil mengepung 200 ribu tentara Jerman di kota tersebut. Meskipun pasukannya sudah dikepung, Hitler memerintahkan Paulus untuk tidak menyerah dengan iming-iming promosi jabatan menjadi panglima tertinggi. Namun, pasukan Jerman menyerah karena ekstremnya musim dingin dan minimnya perbekalan untuk bertahan.
Pasulus menyatakan menyerah pada 31 Januari 1943 disusul pasukan Jerman lainnya, sebulan setelahnya. Dari 400 ribu tentara Jerman yang turun ke medan perang, hanya 90 ribu yang berhasil selamat. Mereka lantas ditempatkan di kamp tahanan. Dari 90 ribu pasukan yang ada di kamp, 5 ribu orang bisa kembali ke negaranya. Sementara, sisanya tak diketahui nasibnya.