YERUSALEM – Israel membombardir Gaza dalam beberapa hari terakhir, menewaskan setidaknya 30 orang dan menewaskan lima komandan Jihad Islam, kelompok militan terbesar kedua Palestina setelah Hamas. Jihad Islam membalas dengan menembakkan ratusan roket dari Gaza ke wilayah-wilayah Israel, menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya.
Targetkan Jihad Islam, Serangan Israel Tewaskan 25 Orang di Gaza
Didirikan pada akhir 1970-an oleh Fathi Shiqaqi dan Abdel-Aziz Odeh, Jihad Islam mendapatkan dukungan di antara warga Palestina yang kecewa dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat. Shiqaqi dibunuh pada 1995 di Malta, tampaknya oleh agen Israel.
Diwartakan Reuters, Jihad Islam bersumpah untuk menghancurkan Israel dan menggantinya dengan negara Islam yang mencakup Palestina Mandat Inggris pra-1948, termasuk Tepi Barat dan Gaza, yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Sebagai penerima dana dan informasi intelijen dari Iran yang diperkirakan oleh Israel mencapai puluhan juta dolar per tahun, Jihad Islam memiliki kantor pusat asing di Beirut dan Damaskus. Jihad Islam juga baru-baru ini tumbuh menyebar di Tepi Barat yang diduduki Israel, meski lebih terbatas dari di Gaza.
Jihad Islam memiliki jaringan bersenjata terbesar kedua di Gaza setelah kelompok militan Hamas yang mengatur daerah kantong itu. Namun, angka terbaru mengenai kekuatan detail Jihad Islam sulit didapatkan.
Menurut CIA's World Factbook, pada 2021 Jihad Islam diperkirakan memiliki 1.000 hingga beberapa ribu orang bersenjata. Kelompok ini juga memiliki persenjataan roket, mortir, roket, dan rudal anti-tank yang signifikan.
Jihad Islam tidak mengungkapkan informasi tersebut.
Tidak seperti Hamas, Jihad Islam tidak menentang pemilihan parlemen Palestina dan tampaknya tidak memiliki ambisi untuk membentuk pemerintahan di Gaza atau Tepi Barat.
Jihad Islam ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa.
(Rahman Asmardika)