Ia menjadikan Raja George VI pemimpin yang tegas dalam perannya sebagai pilar negara. Bukan hanya itu, Ibu Suri juga menjadi tiang moral bagi warga Inggris karena dirinya lantang bersuara dan berani. Itulah yang membuat Hitler menganggapnya sebagai wanita berbahaya di Eropa saat terjadinya Perang Dunia II.
2. Tidak Mau Meninggalkan Negerinya
Sejak awal pecahnya Perang Dunia II pada 1939, ia disarankan untuk mengungsi bersama kedua anaknya. Namun, ia menolak keluar dari negaranya.
Saat itu, ia mengatakan bahwa anak-anaknya tidak akan pergi tanpa dirinya. Sedangkan ia tidak akan meninggalkan Raja dan Raja tidak akan pernah pergi.
Pada September 1940, Jerman menjatuhkan sejumlah peledak di bagian timur Istana Buckingham, setelah beberapa hari sebelumnya bom jatuh di halaman Istana Buckingham. Raja George VI dan Ibu Suri, yang saat itu sedang minum teh, dikejutkan dengan suara ledakan dan reruntuhan dari sisi timur istana.
Bom yang dijatuhkan Jerman itu mengakibatkan hancurnya gerbang istana, kapel, dan wilayah sekitar Monumen Ratu Victoria.
Ketika itu, Ibu Suri tak gentar sedikit pun. Bahkan, ia tampak tenang sembari mengatakan, ia senang lantaran bom tersebut telah membuat ia dan sang Raja bisa melihat rakyat yang tinggal di London timur dan merasakan penderitaan mereka yang terdampak akibat perang.