PRANCIS - Delapan orang telah ditangkap setelah cicit Ibu Negara Prancis Brigitte Macron diserang pada Senin (15/5/2023) setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron pidato di televisi.
Jean-Baptiste Trogneux dipukuli oleh pengunjuk rasa anti-pemerintah di kota utara Amiens.
Dia dipukul di kepala, lengan dan kaki dan sedang menunggu hasil scan.
Jean-Baptiste Trogneux diserang di luar toko cokelat keluarga di Amiens, yang berulang kali menjadi sasaran pengunjuk rasa.
Polisi setempat mengatakan mereka telah menangkap delapan orang setelah serangan itu.
Para penyerang melarikan diri dari tempat kejadian setelah tetangga turun tangan untuk menghentikan penyerangan.
Presiden Emmanuel Macron menyebut serangan itu tidak dapat diterima. Dia menambahkan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat dalam demokrasi.
Berbicara pada Selasa (16/5/2023), Macron mengatakan dia sangat solidaritas dengan keluarganya dan mengutuk "kepengecutan, kebodohan, dan kekerasan" dari serangan itu.
"Saya telah berulang kali mengecam kekerasan ini, yang hanya bisa mengarah pada yang terburuk," katanya, dikutip BBC.
Ayah Jean-Baptise Trogneux, Jean-Alexandre Trogneux, mengatakan kepada media Prancis bahwa para penyerang "melewati batas" dan menghina "presiden, istrinya, dan keluarga kami".
"Saya terperangah," tambahnya.
Jean-Alexandre Trogneux mengatakan kepada surat kabar Courrier Picard bahwa dia tidak mengerti mengapa bisnis keluarganya menjadi sasaran.
"Emmanuel Macron tidak ada hubungannya dengan bisnis kami," katanya.
"Saya tidak mengerti semua orang yang terus mengganggu kami. Beberapa dari mereka bahkan menyerukan pemboikotan toko dan produk kami," lanjutnya kepada surat kabar itu.
Seperti diketahui, keluarga Brigitte Macron telah menjalankan toko cokelat Jean Trogneux di Amiens selama enam generasi. Spesialisasinya adalah Amiens macarons, suguhan berbahan dasar almond yang manis.
Bisnis keluarga Trogneux - yang memiliki toko di seluruh Prancis utara - telah berulang kali menjadi sasaran pengunjuk rasa sejak Macron menjabat di tengah desas-desus bahwa keluarga pertama memiliki kepentingan finansial di perusahaan - yang dibantahnya.
Sementara itu, Presiden partai Republik, Eric Ciotti, mengutuk serangan itu dan menyerukan para penyerang untuk dihukum.
"Ya untuk debat demokratis, tidak untuk kekerasan dan teror," tulisnya dalam tweet.
Macron diketahui telah menghadapi beberapa demonstrasi terbesar dalam satu generasi atas reformasinya terhadap sistem pensiun, yang akan menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun ini.
Kerusuhan telah menyebabkan salah satu restoran favorit presiden di Paris dibakar serta serangan terhadap kantor politisi lokal dan nasional.
(Susi Susanti)