"Ketika Anda berada dalam kelompok yang terdiri dari tiga atau empat orang, Anda bisa mencium bau daging busuk, dan Anda tahu bahwa setidaknya salah satu dari mereka menderita luka terbuka ini. Hampir terlihat seperti mayat hidup, zombie," katanya.
Kehadiran tranq hanya memperburuk keadaan karena negara ini sudah bergulat dengan krisis opioid yang mendesak.
"Ini tidak membeda-bedakan," ujarnya Rodriguez.
"Tidak hanya para pecandu, tetapi juga korban yang tidak bersalah,” lanjutnya.
Dia mengatakan "bereksperimen" dengan obat-obatan tidak lagi menjadi pilihan karena biaya fisik untuk mencoba sesuatu seperti tranq sangat tinggi.
"Banyak orang yang pertama kali menggunakan - tidak hanya menyuntikkan tetapi juga datang dalam bentuk pil - yang mengalami efek samping ini bahkan hingga kematian, tentu saja,” ungkapnya.
Selain itu, tranq resisten terhadap Narcan, yang digunakan untuk membalikkan efek overdosis opioid.