Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ini Penjelasan Kenapa Manusia Tak Berbulu

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 20 Mei 2023 |07:58 WIB
Ini Penjelasan Kenapa Manusia Tak Berbulu
Ilustrasi/Foto: BBC
A
A
A

Bukti untuk teori ini juga berasal dari studi yang menemukan perubahan pada beberapa gen yang berperan menentukan apakah sel tertentu berkembang menjadi kelenjar keringat atau folikel rambut. “Jadi semua ini punya jalur perkembangan yang saling berkaitan,” kata Lasisi.

“Jika kita melihat bukti itu, dikombinasikan dengan beberapa hal yang dapat kita simpulkan tentang gen yang meningkatkan pigmentasi kulit manusia, maka kita dapat memperkirakan dengan cukup yakin bahwa 2-1,5 juta tahun lalu… manusia mungkin kehilangan bulu di badan kita.”

Teori terkait yang digagas pada tahun 1980-an menduga bahwa perubahan pada posisi bipedal yang tegak membuat bulu badan jadi tidak terlalu bermanfaat dalam memantulkan radiasi matahari dari tubuh kita (kecuali dari atas kepala).

Karena kita berkeringat lebih baik tanpa bulu, tubuh tanpa bulu jadi relatif lebih menguntungkan daripada tubuh berbulu.

Namun meskipun hipotesis pendinginan tubuh ini sekilas tampak masuk akal, dan barangkali ada benarnya, teori ini gagal di beberapa area, menurut Mark Pagel, profesor biologi evolusi di Universitas Reading.

“Jika panas tubuh kita dipelajari selama periode 24 jam, kita kehilangan lebih banyak panas dari yang kita inginkan pada malam hari, dan jadi efek dari kehilangan bulu adalah kita mengalami defisit energi sepanjang waktu,” ujarnya.

Ia juga mencatat bahwa ada banyak populasi manusia yang tidak pernah berburu seperti manusia purba selama puluhan ribu tahun, tetapi mereka tidak jadi berbulu lagi, meskipun banyak yang tinggal di wilayah-wilayah terdingin di dunia.

Namun, Lasisi mengatakan bahwa hipertermia, suhu tubuh tinggi yang tidak normal, kemungkinan besar merupakan masalah yang jauh lebih besar dari hipotermia di Afrika khatulistiwa, tempat manusia berevolusi

“Bagi saya tampaknya ada tekanan yang sedikit lebih kuat untuk tidak kepanasan, alih-alih untuk tetap hangat.”

Ia juga mencatat bahwa banyak sifat genetik dapat menjadi terkanalisasi (sulit untuk berevolusi kembali dengan cara yang berbeda) dan ketika manusia mencapai lingkungan yang lebih dingin, mereka sudah mengembangkan teknologi lain untuk menjaga tubuh tetap hangat, misalnya api dan pakaian.

Manusia juga mungkin mengembangkan adaptasi fisiologi lainnya untuk cuaca dingin, misalnya jaringan lemak coklat, ia menambahkan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement