Militer Sudan mengatakan berkomitmen pada perjanjian itu. RSF belum berkomentar.
Kesepakatan itu juga memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Stok makanan, uang, dan kebutuhan pokok telah menurun dengan cepat dan kelompok bantuan berulang kali mengeluh karena tidak dapat memberikan bantuan yang memadai di Khartoum.
Baik tentara reguler maupun RSF telah didesak untuk mengizinkan distribusi bantuan kemanusiaan, memulihkan layanan penting, dan menarik pasukan dari rumah sakit.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga turun tangan dengan merespon langsung di Twitter.
"Sudah lewat waktu untuk membungkam senjata dan mengizinkan akses kemanusiaan tanpa hambatan,” terangnya.
"Saya memohon kedua belah pihak untuk menjunjung tinggi kesepakatan ini - mata dunia sedang mengawasi,” lanjutya.
Perang pecah menyusul perebutan kekuasaan antara kepala militer reguler Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin RSF.