Setelah Revolusi Islam, Raisi, yang mengklaim memiliki gelar PhD di bidang hukum bergabung dengan kantor kejaksaan di Masjed Soleyman di barat daya Iran. Selama enam tahun berikutnya, ia menambah pengalamannya sebagai jaksa di beberapa yurisdiksi lain. Pada 1985 dia pindah ke Ibu Kota Teheran setelah ditunjuk sebagai wakil jaksa.
Karier Raisi di kepemimpinan Iran terus menanjak setelah Ayatollah Khamenei menjadi pemimpin tertinggi Iran pada 1989.
Dia kemudian memegang peran sebagai jaksa Teheran, kemudian mengepalai Organisasi Inspeksi Umum, dan kemudian menjabat sebagai wakil ketua hakim selama satu dekade hingga 2014, saat protes Gerakan Hijau pro-demokrasi 2009 berlangsung.
Pada 2014 Raisi dipromosikan menjadi jaksa agung Iran hingga 2016 dan setahun kemudian dia mencalonkan diri sebagai Presiden Iran, meski kemudian kalah dari petahana moderat Hassan Rouhani.
Setelah kekelahan itu, pada 2019 Raisi diangkat sebagai hakim agung oleh pemimpin tertinggi sampai akhirnya memenangi pemilihan presiden pada 2021.