Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Operasi Senyap Memindahkan Soekarno ke Yogyakarta di Awal Kemerdekaan Indonesia

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Rabu, 24 Mei 2023 |06:04 WIB
Operasi Senyap Memindahkan Soekarno ke Yogyakarta di Awal Kemerdekaan Indonesia
Soekarno disambut meriah masyarakat. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

Herry juga bercerita bahwa ayahnya, Hidayat, bertugas sebagai Opseter Listrik di gerbong IL8 yang ditempati Bung Karno dan keluarganya. Nyawa para pegawai DKARI, DKP, serta rombongan “istimewa” ini masih terancam selama belum keluar dari Jakarta dan Bekasi.

“Rencana perjalanan ini memang terkesan gambling (perjudian) sekali. Itu urusannya Allah SWT deh soal keselamatan. Seram memang ceritanya. Bapak saya juga bisa-bisa jadi martir pertama kalau diserang Belanda,” tambah Herry.

“Karena perintah dari Pak Anwir, listrik enggak boleh menyala kalau belum lewat wilayah yang aman. Kalau perlu dibikin korslet. Bapak saya pertahankan listrik dengan nyawanya, kalau-kalau Belanda memeriksa sampai naik ke kereta,” tuturnya lagi.

Drama perjalanan KLB itu memasuki titik klimaks ketika rangkaiannya memasuki wilayah Jatinegara hingga Kranji. Pasalnya, kala itu di Jatinegara-Bekasi, sempat ada serangan dari gerilyawan terhadap posisi-posisi sekutu dan NICA.

“Karena kan memang tidak ada koordinasi, memang sengaja dirahasiakan. Dilalah (kebetulah) kok ada pasukan menyerang Jatinegara. Makanya di Jatinegara sampai ada 1 kompi tentara NICA (Pemerintah Administrasi Hindia Belanda) dikonsinyir di Jatinegara,” sambung Firdaus lagi.

Tapi karena rangkaian KLB melakukan gerak melangsir lagi melewati lintasan kereta yang diapit barikade, serdadu NICA tak menyangka ada kereta lewat dan membiarkannya begitu saja. Andai mereka tahu, hanya dengan satu lemparan granat ke “ular besi” KLB, bisa jadi jalannya sejarah negara ini berbeda.

Setelah lewat Bekasi dan menjelang Cikampek, suasana pun baru cair. Listrik-listrik dan lampu mulai dinyalakan.

“Mas Hidayat, nyalakan lampunya. Sudah aman,” tutur Herry menirukan kata-kata Bung Karno kepada ayahnya.

Tiba dengan Selamat di Yogyakarta

Setelah beberapa kali berhenti untuk mengisi balok es di dua gerbong istimewa itu mengisi blower pendingin ruangan gerbong, rangkaian “ular besi” KLB tiba di Stasiun Tugu, Yogyakarta pada 4 Januari 1946 sekira pukul 9 pagi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement