“Di sana (alun-alun) dilakukan observasi dan pemotretan untuk meyakinkan kembali kalau (jenazah) itu benar-benar Musso. Sekaligus dipertontonkan ke khalayak ramai,” tambahnya.
Setelah dipamerkan ke rakyat sekitar, jasad Musso diputuskan tidak dikuburkan, melainkan dibakar dan abunya dibiarkan berserakan di alun-alun.
“Karena kalau dimakamkan, kalau makamnya diketahui, maka bisa jadi simbol untuk dipuja-puja pendukungnya kelak. Kenapa dibakar? Karena pada saat itu diyakini banyak gembong PKI (yang masih hidup) punya ilmu kanuragan dan salah satu cara memusnahkannya ya dibakar,” pungkas Wahyu.
*tulisan ini pertama kali dimuat Okezone pada 18 September 2015
(Qur'anul Hidayat)