Merek-merek besar seperti H&M, Nike, Adidas, dan Puma semuanya merasakan beban reaksi yang dipicu oleh media sosial di China atas ketidakpekaan budaya atau kontroversi politik.
"Siapa pun yang menyinggung rakyat China harus bersiap untuk membayar harganya," terang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pada 2021 ketika ditanya tentang perusahaan Barat yang menghadapi boikot setelah mengungkapkan keprihatinan atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di provinsi Xinjiang.
Hubungan diplomatik antara Hong Kong dan China telah tegang sejak 2019, ketika protes massa meletus atas RUU ekstradisi yang diajukan oleh Beijing, yang memungkinkan tersangka dari Hong Kong dikirim ke China untuk diadili.
Menanggapi demonstrasi tersebut, China mengesahkan undang-undang keamanan nasional kontroversial yang mengkriminalkan subversi.
Beijing mengatakan undang-undang itu diperlukan untuk membawa stabilitas ke kota. Kritikus mengatakan itu dirancang untuk meredam perbedaan pendapat, dan melemahkan otonomi Hong Kong.
Lebih dari 250 orang telah ditangkap berdasarkan undang-undang tersebut sejak diberlakukan, dengan sebanyak 30 orang dihukum.