MOSKOW - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menegaskan klaim Kremlin bahwa "rezim Kyiv" berada di balik serangan drone di Moskow dan sekitarnya pada pagi yang sama." Dalam pertemuan dengan pejabat-pejabat pertahanan, ia menggambarkan serangan itu sebagai "aksi teroris". Ukraina membantah melakukan serangan.
Dia juga menyampaikan klaim sebelumnya yang dibuat oleh kementeriannya dalam pernyataan online pada Selasa (30/5/2023), bahwa lima dari delapan drone yang menargetkan ibu kota Rusia dan sekitarnya telah ditembak jatuh. Sistem tiga drone lainnya berhasil dibuat macet sehingga menyimpang dari jalur sasaran.
“Pagi ini, rezim Kyiv melakukan aksi teror di wilayah Moskow terhadap - izinkan saya menekankannya - sasaran sipil. Serangan itu melibatkan delapan drone. Semuanya hancur,” terangnya, dikutip VOA.
Shoigu juga mengatakan, tanpa memberi bukti, bahwa serangan Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina menghantam sistem Patriot yang dipasok Amerika dan ditempatkan di Kyiv. Serangan Rusia juga menghantam "depot senjata Barat" di bagian barat dan selatan Ukraina.*
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan klaim Barat bahwa senjata yang dipasok ke Ukraina seharusnya tidak digunakan untuk menyerang wilayah Rusia adalah bohong.
“Tidak diragukan bahwa rezim Kyiv telah lama beralih ke metode teroris langsung. Untuk melakukan ini, mereka menggunakan senjata yang dipompa Barat ke rezim ini,” ujarnya dalam konferensi pers setelah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Burundi Albert Shingiro, pada Selasa (30/5/2023).
Lavrov juga mengklaim bahwa negara-negara Barat mendukung genosida Rusia. “Kesimpulannya sangat sederhana - Barat secara langsung mendukung genosida,” cetusnya.
Pemilik perusahaan militer Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengungkapkan kemarahannya pada Kementerian Pertahanan Rusia setelah Shoigu melaporkan serangan pada Selasa pagi. Ia menuduh kementerian tersebut tidak berbuat cukup untuk mencegah serangan.
Untuk pertama kalinya serangan itu membawa konflik ke warga sipil di ibu kota Rusia. Walikota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan, serangan menyebabkan “kerusakan kecil” pada beberapa bangunan.
Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, membantah tuduhan Rusia. Alexander Plushhev
"Mungkin tidak semua drone siap menyerang Ukraina dan ingin kembali ke pengirim mereka dan bertanya - "Mengapa kalian mengirim kami untuk menghantam anak-anak Ukraina dan Kyiv?,” terangnya kepada jurnalis Rusia dalam acara di YouTube-nya.
Podolyak menambahkan, serangan di Moskow adalah peristiwa yang kurang menarik bagi Ukraina. Upaya mereka saat ini diarahkan untuk memperkuat sistem pertahanan udara di ibu kota Kyiv.
(Susi Susanti)