“Kami memindahkan para murid ke rumah sakit dan sekarang mereka semua sudah baik”. Departemen pendidikan sedang menyelidiki kejadian itu dan penyelidikan awal menunjukkan bahwa seseorang yang dendam membayar pihak ketiga untuk melakukan serangan peracunan itu, kata Rahmani.
Ia tidak memberikan informasi tentang bagaimana anak-anak perempuan itu diracun atau sifat luka mereka. Rahmani tidak menyebutkan usia para siswa tetapi mengatakan mereka duduk di kelas 1 sampai 6.
Negara tetangganya, Iran telah diguncang oleh gelombang peracunan, kebanyakan di sekolah perempuan, sejak November lalu. Ribuan siswi mengaku jatuh sakit mengisap asap berbahaya dalam insiden tersebut. Tetapi belum ada kabar tentang siapa yang mungkin berada di balik insiden tersebut atau jika ada, bahan kimia yang digunakan.
(Rahman Asmardika)