Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Anak Muda Korsel Semakin Suka Mengurung Diri, Sampai Dibujuk Negara

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 06 Juni 2023 |06:09 WIB
Anak Muda Korsel Semakin Suka Mengurung Diri, Sampai Dibujuk Negara
Kondisi kamar anak muda Korsel tempat mengurung diri/Foto: BBC
A
A
A

Mereka juga dapat mengajukan permohonan subsidi untuk berbagai layanan, termasuk kesehatan, pendidikan, konseling, layanan hukum, kegiatan budaya, dan bahkan "memperbaiki penampilan dan mengobati bekas luka".

Insentif ini bertujuan untuk "memungkinkan para pemuda yang tertutup memulihkan kehidupan sehari-hari mereka dan berintegrasi kembali ke dalam masyarakat", kata Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan.

Mereka mendefinisikan kaum muda pengurung diri sebagai "anak muda yang tinggal di ruang tertutup untuk jangka waktu yang lama, terputus dari dunia luar, dan mengalami kesulitan signifikan dalam menjalani kehidupan normal".

Namun, menawarkan sejumlah uang untuk mengatasi masalah ini justru tidak akan membuatnya hilang, kata para remaja yang mengurung diri mereka sendiri.

Yoo sekarang menjalankan sebuah perusahaan yang memberi sokongan kepada para pemuda pengurung diri. Nama perusahaannya, Not Scary.

Kondisinya kini jauh berbeda dengan masa-masa ketika ia tidak keluar dari kamarnya bahkan untuk ke WC.

Namun, perjalanannya keluar dari tempat menyendirinya itu penuh dengan pasang surut.

Dia pertama kali menarik diri dari dunia luar saat berusia 19 tahun. Dia muncul lagi, tapi untuk menjalani wajib militer selama dua tahun, dan kemudian mengasingkan diri lagi selama dua tahun setelah itu.

Park Tae-hong, mantan pengurung diri lainnya, mengatakan bahwa mengisolasi diri dapat menjadi hal yang "menenangkan" bagi sebagian orang.

"Ketika Anda mencoba hal-hal baru, itu mengasyikkan, tetapi pada saat yang sama Anda harus menahan rasa lelah dan cemas. Ketika Anda hanya berada di kamar Anda, Anda tidak perlu merasakan hal itu. Namun, hal itu tidak baik untuk jangka panjang," ujar laki-laki berusia 34 tahun itu.

Sekitar 340.000 orang berusia 19 hingga 39 tahun di Korea Selatan - atau 3% dari kelompok usia ini - dianggap kesepian atau terisolasi, menurut Institut Kesehatan dan Urusan Sosial Korea.

Penelitian juga menunjukkan peningkatan proporsi rumah tangga dengan satu anggota di Korea Selatan, yang mencapai sepertiga dari seluruh unit keluarga pada 2022.

Di saat yang sama, jumlah orang yang meninggal karena "kesepian" meningkat.

Namun, uang atau ketiadaan uang, bukanlah penyebab utama yang membuat kaum muda menyendiri.

"Mereka berasal dari latar belakang keuangan yang beragam," kata Park.

"Saya bertanya-tanya mengapa pemerintah mengaitkan penyembunyian diri dengan status keuangan. Tidak semua anak muda yang menutup diri mengalami kesulitan keuangan."

"Individu yang sangat membutuhkan uang mungkin dipaksa untuk beradaptasi dengan masyarakat. Ada banyak kasus yang berbeda," tambahnya.

Baik dia maupun Yoo, misalnya, didukung secara finansial oleh orang tua mereka ketika mereka menyendiri.

Hal yang umum terjadi di antara para anak muda penyediri ialah keyakinan bahwa mereka belum memenuhi standar kesuksesan masyarakat — atau keluarga mereka.

Beberapa pemuda merasa tidak nyaman di lingkungannya karena mereka tidak menempuh jalur karier konvensional, sementara yang lain mungkin dikritik karena nilai akademis yang buruk.

Yoo mengaku masuk universitas karena ayahnya menginginkannya, tetapi dia berhenti setelah satu bulan.

"Bersekolah membuat saya merasa malu. Mengapa saya tidak bisa memiliki kebebasan untuk memilih [jurusan kuliah saya]? Saya merasa sangat menderita," katanya.

Dia juga tidak pernah merasa bisa berbicara dengan orang tuanya tentang hal ini.

"Budaya 'malu' di Korea membuat para pengurung diri lebih sulit untuk membicarakan masalah mereka," kata Yoo.

"Kala itu, saya menyimpulkan bahwa hidup saya salah, dan mulai mengasingkan diri."

Selama mengasingkan diri, ia bahkan tidak mau pergi ke kamar kecil karena tidak ingin bertemu dengan keluarganya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement