Para pendukung Sonko mengklaim bahwa putusan tersebut bermotif politik karena dia menantang Presiden Macky Sall, yang telah berkuasa sejak 2012, dalam pemilihan tahun depan. Partainya meminta rakyat Senegal pada Jumat, (2/6/2023) untuk "memperkuat dan mengintensifkan perlawanan konstitusional."
Penyiar publik Italia Rai News melaporkan serangan terhadap konsulat Senegal di Milan pada Senin, (5/6/2023). Dikatakan sekira 40 pendukung Sonko berkumpul di luar gedung dengan bendera dan plakat anti-pemerintah sementara juga menuduh Prancis sebagai akar penyebab krisis ekonomi Senegal.
Kementerian luar negeri mengatakan serangan terhadap konsulat di Milan telah mengakibatkan "kerusakan serius". Ditambahkan bahwa mesin yang digunakan untuk produksi paspor dan kartu identitas nasional dihancurkan, demikian diwartakan RT.
“Layanan akan dilanjutkan segera setelah kondisi material dan keamanan memungkinkan,” kata kementerian sambil mengungkapkan penyesalannya atas ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan oleh penutupan sementara.
Sebelumnya, akses ke layanan internet seluler dan platform media sosial di Senegal dibatasi untuk mencegah penyebaran "pesan kebencian", tetapi pemerintah memulihkannya pada Selasa setelah hari-hari tenang.
(Rahman Asmardika)