BADUNG - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan tetap memilih cara persuasif dalam operasi membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teroris.
Berikut 4 fakta pernyataan terkini Panglima TNI soal pembebasan pilot Susi Air, sebagaimana dirangkum pada Kamis (8/6/2023) :
1. Utamakan Cara Persuasif
Panglima TNI menyatakan, pihaknya memprioritaskan dialog untuk menyelamatkan pilot Susi Air yang disandera KKB.
"Untuk pilot sudah sering saya sampaikan bahwa kita tetap mengutamakan dialog, koordinasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat dan juga Pj (Penjabat) Bupati Nduga, kita utamakan dengan cara persuasif, tidak dengan operasi militer," ujar Yudo, usai pertemuan petinggi militer Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dalam forum ASEAN Chief of Defence Forces Meeting (ACDFM) ke-20 di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, Rabu (7/6/2023), dilansir Antara.
2. Antisipasi Jatuhnya Korban
Yudo memberikan alasan dirinya tetap mengambil langkah persuasif untuk menyelamatkan pilot Susi Air tersebut untuk meminimalkan ataupun mengantisipasi jatuhnya korban dari pihak masyarakat.
Karena itu, Yudo memastikan upaya penyelamatan oleh TNI tersebut tetap berjalan tanpa menggunakan cara-cara kekerasan.
"Kami tetap berusaha untuk menemukan, tentunya tapi tidak berdampak negatif atau berdampak korban di pihak masyarakat," katanya.
3. Sulit Capai Kesepakatan
Yudo mengungkap susahnya menembus ke wilayah tempat KKB yang menyandera kapten Philips untuk melakukan upaya dialog.
Pasalnya, tidak gampang melakukan dialog dengan KKB, sehingga tidak ada target waktu kapan terselesaikan. Namun, pihaknya selalu berupaya agar langkah persuasif tersebut dapat menemui titik terangnya.
"Saya kira tidak ada target, tapi kita tetap terus berusaha. Karena kalau ditargetkan sampai kapan karena dialog ataupun koordinasi ini juga kan susah untuk menembus ke sana. Kesepakatan dua pihak ini kan juga nggak gampang," kata dia.
4. Komunikasi dengan Kepala Daerah
Pihaknya juga melakukan komunikasi dengan Penjabat Bupati Nduga, berserta tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat agar upaya penyelamatan warga Selandia Baru tersebut tidak menimbulkan kerugian atau korban jiwa, terutama bagi masyarakat yang ada di distrik sekitar lokasi penyanderaan.
"Tentunya PJ bupati juga masih berusaha dan menyanggupi untuk itu dan menahan saya supaya tidak melaksanakan atau melancarkan operasi militer," ujarnya.
"Termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat juga demikian, sehingga kita tetap menjaga distrik-distrik di sekitar itu supaya tetap kondusif dan masyarakat tidak mengungsi gara-gara kejadian ini," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)