JAKARTA - Sejumlah peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada 13 Juni. Salah satunya di antaranya diluncurkannya peluru kendali saat perang dunia kedua, konfrentasi Indonesia-Malaysia di era Presiden Soekarno, dan jatuhnya pesawat Garuda di Jepang.
Berikut ini peristiwa bersejarah pada 13 Juni yang dikutip dari Wikepedia:
13 Juni 1944
V-1 meluncurkan peluru kendali pertama yang digunakan pada masa perang dunia kedua yang dijatuhkan di London, Inggris.
Peluru kendali pertama digunakan dalam sebuah operasi adalah peluru kendali Jerman dalam Perang Dunia II. Yang paling terkenal adalah V-1 dan V-2. Keduanya menggunakan sistem autopilot sederhana untuk menjaga arah terbang peluru agar tetap pada yang rute telah ditentukan sebelumnya.
13 Juni 1964
Dikenal dengan peristiwa bentrokan besar antara gerilyawan Indonesia dan pasukan Malaysia di Sarawak, Borneo Britania.
Bentrokan ini merupakan perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah, dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada 1962 hingga 1966.
Awalnya, Federasi Malaya berkeinginan menggabungkan Brunei, Sabah, dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai dengan Persetujuan Manila.
Namun keinginan tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang sekarang dikenal sebagai Malaysia sebagai "boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.
13 Juni 1996
Pesawat Garuda Indonesia penerbangan 865 jatuh di Bandara Fukuoka, Jepang, pada 13 Juni 1996. Ketika itu, pesawat hendak lepas landas namun kipas turbin depan mesin pecah dan terpisah dari poros mesin. Sehingga, kru berupaya membatalkan lepas landas, meskipun saat itu kecepatan pesawat sudah melebihi V1 (kecepatan maksimal lepas landas).
Ketika kru mencoba menghentikannya, pesawat tersebut justru meluncur keluar ujung landasan yang mengakibatkan pesawat meledak dan terbakar.
Sebanyak 3 dari 275 penumpang tewas di lokasi. Investigasi menyatakan kerusakan turbin mesin GE CF6 tersebut diakibatkan masa pakai (kelelahan logam) lantaran pihak Garuda belum mengganti turbin tersebut.
Turbin tersebut beroperasi selama 30.913 jam terbang dan 6.182 siklus pendaratan. Padahal, pihak pabrikan, General Electric, menganjurkan penggantian turbin setelah 6.000 siklus pendaratan.
(Fakhrizal Fakhri )