Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Puji Kata-Kata Obama Soal Krimea, Rusia: Tampilkan Pemikiran Rasional

Susi Susanti , Jurnalis-Sabtu, 24 Juni 2023 |17:12 WIB
Puji Kata-Kata Obama Soal Krimea, Rusia: Tampilkan Pemikiran Rasional
Mantan Presiden AS Barack Obama (Foto: AP)
A
A
A

RUSIA - Pernyataan terbaru mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama tentang Krimea dianggap telah menampilkan beberapa "pemikiran rasional".

Hal ini diungkapkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang menanggapi sebuah wawancara yang ditayangkan oleh CNN pada Kamis (22/6/2023), di mana Obama mengakui bahwa sejumlah besar penduduk di semenanjung mendukung posisi Rusia pada 2014.

“Ada alasan mengapa tidak ada invasi bersenjata ke Krimea [tahun 2014], karena Krimea penuh dengan banyak penutur bahasa Rusia,” kata mantan pemimpin AS itu kepada Christiane Amanpour dari CNN, menambahkan bahwa ada simpati terhadap pandangan bahwa Rusia mewakili kepentingannya.

Menanggapi hal itu pada Jumat (23/6/2023), Peskov menyatakan bahwa dari waktu ke waktu pemikiran rasional semacam itu menemukan jalan keluarnya [di AS].

“Memang ada faksi politisi yang cukup besar yang mendukung gagasan mengembangkan hubungan baik dengan Rusia [dan] yang menentang pemberlakuan Russophobia,” tambahnya.

Juru bicara Kremlin, bagaimanapun, mempermasalahkan perkiraan Obama tentang jumlah Kriminal yang mendukung penyatuan dengan Rusia.

“Ini bukan bagian tertentu dari penduduk Krimea, tapi praktis seluruh penduduk Krimea yang ingin menjadi bagian dari Federasi Rusia,” terangnya.

Sebagian besar warga Krimea memilih untuk bergabung dengan Rusia dalam referendum yang diadakan pada Maret 2014, tak lama setelah kudeta yang didukung Barat menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis di Kiev.

Banyak penduduk Krimea menolak untuk mengakui otoritas baru di Kiev dan menyatakan keprihatinan atas potensi 'Ukrainisasi' yang dipaksakan di semenanjung, termasuk diskriminasi terhadap penutur bahasa Rusia.

Ukraina, AS, dan UE mencap pemungutan suara itu ilegal dan menggambarkannya sebagai "pencaplokan".

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement