JAKARTA - Britania Raya atau Kerajaan Inggris Raya tak pernah lagi dikuasai bangsa asing setelah sempat dijajah bangsa Viking. Tapi Nazi Jerman puluhan tahun silam nyaris menginvasi Negeri Tiga Singa tersebut.
Pasca-menguasai Eropa di fase awal Perang Dunia II, pemimpin Nazi Jerman, Der Führer Adolf Hitler berencana menginvasi Inggris. Hitler meradang setelah Inggris keukeuh memerangi Jerman, kendati sejumlah pasukannya diberi jalan pulang, usai terkepung di Dunkirk.
Unternehmen Seelöwe atau Operasi Singa Laut, disiapkan Hitler untuk menginvasi Britania Raya. Namun dia mesti lebih dulu adu kekuatan udara miliknya, Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) kontra Royal Air Force (RAF) atau AU Inggris.
Pertempuran antar ribuan burung besi pun meletus pada 10 Juli-31 Oktober 1940. Saat itu, kekuatan Inggris hanya mencapai angka 1.963 pesawat berbagai tipe, mulai pesawat tempur hingga pesawat pembom (bomber). Sementara Luftwaffe mengerahkan 2.550 pesawat berbagai jenis pula.
Regia Aeronautica (AU Italia), turut terjun meski tak memberi perlawanan sebanding untuk “kawannya”, Jerman. Sementara Inggris turut disokong AU Kanada dan beberapa pilot sukarelawan dari Amerika Serikat (AS).
Pertempuran udara itu tercatat dalam empat fase. Fase pertama pertempuran Kanalkampf atau pertempuran Selat Inggris (10 Juli-11 Agustus), Adlerangriff atau Serangan Elang (12-23 Agustus), fase krisis serangan Luftwaffe ke berbagai pangkalan udara Inggris (24 Agustus-6 September), hingga serangan Jerman yang menyasar sipil pada 7 September.
Kegigihan para pilot RAF justru mampu menumbangkan lebih banyak pesawat-pesawat Jerman, hingga Hitler pun menyerah dan terpaksa menunda rencana invasinya dalam waktu yang tak ditentukan, sampai akhirnya batal usai Jerman kalah perang.