 
                “Peziarah makam Ki Mas Jong lebih banyak orang yang ingin karier dan jabatannya mulus di kantornya. Mereka biasanya mencari wangsit di makam ini sampai pagi. Hal ini karena Ki Mas Jong dikenal sebagai Patih Raja Pucuk Umum,” terang Abdu.
Selain itu banyak pula jawara yang ziarah ke makam Ki Mas Jong. Mereka diceritakan sebagai jawara pada masanya. Kepahlawan mereka dalam membela rakyat miskin sering jadi referensi masyarakat tentang jawara yang sebenarnya. Mereka itu dimitoskan masyarakat sebagai orang yang memiliki kadigdayaan yang luar biasa.
Keberadaan makam itu tak lepas dari seorang ulama yang sekarang dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati, penduduk asli Pasai, bagian utara Sumatera setelah tinggal beberapa lama di Makkah dan Demak, pada saat itu telah menetap di Banten Girang, dengan tujuan utama untuk menyebarkan ajaran agama Islam.
Walaupun pada awalnya kedatangannya diterima dengan baik oleh otoritas setempat, tetapi Ia tetap meminta Demak mengirimkan pasukan untuk menguasai Banten ketika ia menilai waktunya tepat. Dan adalah puteranya, Hasanudin, yang memimpin operasi militer di Banten untuk menaklukkan Prabu Pucuk Umum.
Terkait dengan kekalahan Prabu Pucuk Umun oleh Maulana Hasanudin, dikatakan Abdu Hasan terdapat sebuah mitos yang diceritakan secara lisan dari satu generasi ke generasi lain. Cerita itu oleh masyarakat Lebak dikenal dengan nama tubuy yang merupakan cerita pantun yang dituturkan secara lisan.