RUSIA – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan jika kelompok tentara bayaran swasta Wagner sudah tidak ada.
“Wagner sudah tidak ada,” tegasnya, dikutip BBC.
Berbicara kepada harian Rusia Kommersant pada Kamis (13/7/2023), dia mengatakan mereka dapat memilih untuk "melanjutkan layanan mereka" untuk militer reguler Rusia.
"Mereka akan dipimpin oleh orang yang selama ini menjadi komandan mereka yang sebenarnya," lanjutnya, dengan jelas mengacu pada dirinya sendiri.
Dia juga menekankan tidak ada kerangka hukum untuk organisasi militer swasta.
Seperti diketahui, Wagner diperkirakan telah membantu Rusia mencaplok Krimea pada 2014, dan telah melakukan beberapa pertempuran paling berdarah baru-baru ini. Kelompok itu berperan penting dalam merebut kota timur Bakhmut untuk Rusia.
Di bawah kesepakatan yang mengakhiri pemberontakan pada Juni lalu, para pejuang Wagner diberi tahu bahwa mereka dapat bergabung dengan tentara reguler Rusia atau pergi ke Belarusia dengan pemimpin mereka, Yevgeny Prigozhin.
Namun awal pekan ini, Kremlin mengatakan bahwa Putin telah bertemu Prigozhin di Moskow hanya beberapa hari setelah pemberontakan.
Putin menegaskan bahwa dia telah menyampaikan tawarannya dengan jelas kepada para pejuang selama pertemuan itu.
Sementara itu, juru bicara Pentagon, Amerika Serikat (AS) mengatakan kelompok tentara bayaran Wagner tidak lagi berpartisipasi dalam kapasitas signifikan dalam mendukung operasi tempur di Ukraina.
Pernyataan itu muncul beberapa minggu setelah pemberontakan 24 jam kelompok itu di Rusia - sebuah tantangan terhadap otoritas Putin.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada konferensi pers di Finlandia bahwa Prighozin harus berhati-hati terhadap keracunan setelah pemberontakan.
"Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan dia lakukan. Kami bahkan tidak yakin di mana dia berada dan hubungan apa yang dia miliki [dengan Tuan Putin]. Jika saya jadi dia, saya akan berhati-hati dengan apa yang saya makan. Saya akan terus mengawasi." di menu saya," terangnya.
Berbicara setelah pertemuan puncak dengan para pemimpin Nordik di Helsinki, dia juga mengatakan tidak ada kemungkinan Putin memenangkan perang di Ukraina.
(Susi Susanti)