Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah Pemberian Nama Rasuna Said Kuningan Jakarta

Rina Anggraeni , Jurnalis-Kamis, 20 Juli 2023 |09:00 WIB
Sejarah Pemberian Nama Rasuna Said Kuningan Jakarta
Ilustrasi (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA- Sejarah pemberian nama Rasuna Said Kuningan Jakarta menarik untuk diulas. Pembahasan ini meliputi asal usul nama pada kawasan identik dengan banyaknya gedung perkantoran Jakarta Selatan.

Rasuna Said merupakan seorang pejuang kemerdekaan kelahiran Maninjau, Agam, Sumatera Barat, pada 14 September 1910. Ia diketahui keturunan bangsawan Minang, anak dari Muhammad Said yang berprofesi sebagai saudagar sekaligus aktivis pergerakan.

Sejarah pemberian nama Rasuna Said Kuningan Jakarta dikarenakan Pemerintah Indonesia mengangkatnya sebagai pahlawan nasional pada tahun 1974, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 084/TK/Tahun 1974 tertanggal 13 Desember 1974. Nama Rasuna Said kemudian diabadikan sebagai nama salah satu jalan utama di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Seperti diketahui, dia dilahirkan pada 14 September 1910 . Dalam bidang pendidikan, Rasuna ingin memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki. Rasuna pasca menyelesaikan pendidikan dasarnya hingga melanjutkan belajar di pesantren Ar-Rasyidiyah tercatat satu-satunya santri perempuan.

Rasuna kemudian melanjutkan pendidikan di Diniyah School Putri di Padang Panjang dan sekolah Kerumahtanggaan dan sekolah Thawalib. Keputusannya untuk terus melanjutkan sekolah memberikan semangat kepada kaum perempuan atas hak pendidikan setera dengan kaum pria.

Rasuna sadar bahwa meningkatkan perasamaan hak dengan pria melalui peningkatan pendidikan. Oleh karena itu, dia mendirikan sekolah Thawalib dan kursus keputrian.

Sebagai pemudi yang penuh semangat dan memiliki kemauan keras dan pandai berorganisasi. Dia mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (PERMI) di Bukit Tinggi pada tahun 1930. Rasuna juga ikut mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan PERMI dan kemudian mendirikan Sekolah Thawalib di Padang, dan memimpin Kursus Putri dan Normal Kursus di Bukit Tinggi. Kemudian dia mendirikan majalah dengan nama Menara Puteri.

Pada masa pendudukan Jepang, Rasuna beserta kaum muda lainnya mendirikan organisasi pemuda Nippon Raya di Padang. Nippon Raya digunakan Rasuna untuk menggembleng mental pemuda untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Hingga Akhirnya Jepang mengganggap organisasi tersebut berbahaya dan dibubarkan.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Rasuna masih aktif diberbagai organisasi, di antaranya Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia. Diapun duduk dalam Dewan Perwakilan Sumatera mewakili daerah Sumatera Barat.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Rasuna diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai akhir hayatnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

(RIN)

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement