BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi terjadinya kekeringan, akibat kondisi elnino yang diperkirakan akan berdampak terhadap kemarau lemah dan moderat. Masyarakat diminta memanfaatkan potensi hujan yang diperkirakan masih terus terjadi.
Kepala Klimatologi BMKG Jabar, Rakhmat Prasetia mengatakan, kekeringan ekstrem diperkirakan hanya akan terjadi di beberapa wilayah di Jabar. Ini melihat pada kondisi saat ini, di mana data terakhir per Juli dasarian II, kondisi hujan masih tidak terlalu parah seperti el nino sebelumnya.
"Dampak elnino diperkirakan dalam kondisi lemah dan sedang, sehingga potensi kekeringan hanya beberapa titik saja. Itupun terkait dengan tata kelola airnya. Bisa saja dengan kondisi irigasinya, dan bagaimana sumber air di sana cukup atau tidak," jelas Rakhmat pada peringatan Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Kantor BMKG Stasiun Bandung, Jumat (21/7/2023).
Diakuinya, jika dilihat dari curah hujan sampai jilid II memang sebagian besar intervalnya rendah 0-100 mili per bulan. Tercatat kondisi daerah tanpa hujan di kawasan pantura telah mencapai 20 hari. Sedangkan rata rata di wilayah lainnya dalam lima hari terakhir.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu mengimbau kepada masyarakat khususnya Jabar agar tetap waspada dengan kondisi cuaca apapun. Jangan terlalu panik dengan hal hal terkait el nino.
"Yang penting selalu waspada dengan situasi atau lokasi atau kondisi kebencanaan sekitar. Sehingga bisa antisipasi dan mitigasi jika terjadi bencana atau kondisi yang tak diinginkan di sekeliling lingkungan kita," kata perempuan yang akrab disapa Ayu.
Diakuinya, kondisi ke depan Jabar akan alami kekeringan tapi kondisinya saat ini lemah sampai moderat. Beberapa titik masih ada sisa curah hujan. Sehingga jika kemungkinan defisit air hujan dan terjadi kekeringan tentu ada antisipasi dengan simpan pola air.