Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Bung Karno yang Selalu Dikelilingi Wanita Cantik, Gagal Melamar Noni Belanda

Susi Susanti , Jurnalis-Minggu, 23 Juli 2023 |06:01 WIB
Cerita Bung Karno yang Selalu Dikelilingi Wanita Cantik, Gagal Melamar Noni Belanda
Presiden Soekarno (Foto: Istimewa/Okezone)
A
A
A

Soekarno pun menuju rumah Mien Hessels. Begitu memasuki halaman rumahnya, hatinya menggigil ketakutan. Belum pernah sekali Soekarno bertamu ke rumah orang Belanda yang mewah. Halamannya ditumbuhi rerumputan laksana hamparan beludru hijau. Kembang-kembang aneka warna berdiri tegak baris demi baris.

Di hadapan seorang laki-laki tinggi besar, ayah kekasih hatinya, Bung Karno pun bicara. “Tuan… kalau Tuan tidak keberatan, saya ingin minta anak tuan….” Belum selesai Soekarno muda bicara, ayah Hessels melabraknya, “Kamu?! Inlander kotor seperti kamu? Kenapa kamu berani-berani mendekati anakku?! Keluar kamu binatang kotor. Keluar!!!,” terangnya.

Soekarno segera angkat kaki dengan perasaan seperti dicambuk, muka dicoreng, hati terhina. Peristiwa itu, melekat sepanjang hayat.

Kira-kira 23 tahun sejak peristiwa menyedihkan itu terjadi, tepatnya pada 1942. Perang Dunia II tengah berkecamuk. Soekarno sendiri sudah menjelma menjadi tokoh pergerakan kemerdekaan bagi bangsanya.

Suatu sore, ketika sedang berjalan-jalan di suatu jalanan di Jakarta, ia mendengar seorang wanita menyebut namanya, “Soekarno?” Berpalinglah Soekarno ke arah pemanggil seraya menjawab, “Ya, saya Soekarno.”

Wanita itu tertawa terkikik-kikik, “Dapat kau menerka siapa saya?” Soekarno memandangi wanita berbadan besar, jelek, tak terpelihara. “Tidak, Nyonya… saya tidak dapat menerka, siapakah Nyonya?” Wanita itu kembali tertawa terkikik-kikik sebelum menjawab, “Mien Hessels!” dia terkikik lagi.

Hati Soekarno pun menyeru.

“Huhhh!!! Mien Hessels! Putriku yang cantik seperti bidadari, kini sudah berubah menjadi perempuan mirip tukang sihir, buruk dan kotor,” ungkapnya dalam hati.

Soekarno pun langsung memberi salam kepada mantan kekasihnya di Surabaya dulu. Setelah itu, ia berpamitan untuk berlalu.

Hati kecilnya berucap. “Caci maki yang telah dilontarkan ayahnya dulu, sesungguhnya suatu rahmat yang tersembunyi,” ujarnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement