Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ditahan Saat Kudeta, Presiden Niger Mohamed Bazoum dalam Keadaan Sehat

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 28 Juli 2023 |16:17 WIB
Ditahan Saat Kudeta, Presiden Niger Mohamed Bazoum dalam Keadaan Sehat
Presiden Niger Mohamed Bazoum. (Foto: Reuters)
A
A
A

NIAMEY - Presiden Niger Mohamed Bazoum dalam keadaan sehat setelah ditawan oleh pengawalnya sendiri dalam kudeta yang terjadi di negara Afrika Barat itu, kata menteri luar negeri Prancis Catherine Colonna.

Colonna mengatakan Bazoum telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan menambahkan ada "jalan keluar" bagi para komplotan kudeta jika mereka mendengarkan komunitas global.

Pada Kamis, (27/7/2023) pendukung kudeta menyerang markas partai presiden yang digulingkan.

Mereka membakarnya, melempari batu dan membakar mobil di luar. Sekelompok kecil pelaku pembakaran memisahkan diri dari unjuk rasa dukungan yang lebih besar bagi para pemimpin kudeta di luar parlemen, di mana bendera Rusia dipajang.

Tentara sekarang telah memberikan dukungannya kepada pasukan yang menahan Bazoum pada Rabu, (26/7/2023). Rusia telah bergabung dengan negara lain dan PBB menyerukan pembebasannya.

Bazoum, (64), terpilih sebagai presiden Niger dua tahun lalu, dan telah menjadi sekutu utama Barat dalam perang melawan militan Islam di Afrika Barat.

Amerika Serikat (AS) dan Prancis, bekas kekuatan kolonial, keduanya memiliki pangkalan militer di negara kaya uranium itu. Kedua negara Barat itu mengutuk keras kudeta tersebut.

Bazoum men-tweet pernyataan menentang kudeta pada Kamis pagi: "Pencapaian yang diraih dengan susah payah akan dijaga. Semua warga Niger yang mencintai demokrasi dan kebebasan akan memastikannya."

Menteri luar negerinya juga berusaha menggalang dukungan dan mendesak dialog, tetapi kepala staf angkatan darat mengatakan dia mendukung pengambilalihan itu untuk menghindari pertempuran di dalam angkatan bersenjata.

Masih belum jelas siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas Niger karena junta belum mengumumkan pemimpinnya.

TV pemerintah telah mengulangi pengumuman kudeta larut malam diselingi dengan musik patriotik dan ayat-ayat Alquran - dan buletin berita siang yang biasa tidak ditayangkan.

Namun di ibu kota, Niamey, toko dan pasar dibuka untuk bisnis dan setelah tertunda karena hujan deras di pagi hari, pendukung kudeta turun ke jalan.

Ratusan orang yang berkumpul di luar Majelis Nasional membawa beberapa bendera Rusia, sementara yang lain mengacungkan tulisan tangan bertuliskan: "Ganyang Prancis" dan "Pangkalan asing keluar".

Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka yang pergi ke markas partai yang berkuasa, di mana para aktivis partai melarikan diri saat melihat para pengunjuk rasa datang.

Ini adalah kudeta ketujuh di wilayah Afrika Barat dan Tengah sejak 2020. Niger sendiri telah mengalami empat kudeta sejak kemerdekaan dari Prancis pada 1960, serta sejumlah percobaan kudeta.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement