Sebelumnya, Rycko menyatakan kemajuan dunia teknologi dan pandemi Covid-19 menjadi salah dua penyebab tingginya radikalisasi yang merujuk pada hasil penelitian IK Hub BNPT Outlook 2023.
"Kemajuan teknologi IT dan masa pandemi covid-19 mendorong semakin masifnya online radicalization yang melahirkan self-radicalization dan lone wolf," kata Rycko.
Hal tersebut diperkuat, jelas Rycko dengan hasil penelitian Setara Institut yang dilakukan di Padang, Surabaya, Bogor, Bandung, dan Surakarta dalam kurun waktu 2016-2023.
"Penelitian ini menunjukkan, terjadi peningkatan migrasi dari kategori toleran menjadi intoleran pasif, dari intolerean pasif menjadi intoleran aktif, dan dari intoleran aktif menjadi terparpar," papar Rycko.
(Khafid Mardiyansyah)