Meski demikian, Mario mengaku tak tahu pasti apakah akhirnya AG menyerahkan kartu pelajar pada David atau tidak.
"Pembicaraanya (saat Mario bertemu David) saya tanya itu kejadiannya gimana sih, kejadian tanggal 17. Jawabannya David ya itu ceritanya, iya (David mengakui)," tuturnya.
BACA JUGA:
Sebelum menganiaya David, kata Mario, dirinya sempat menyuruh David Ozora melakukak push up dan ambil sikap taubat.
Mario Dandy sempat membayangkan bagaimana anak AG dipaksa-paksa dan dilecehkan hingga membuat emosinya memuncak.
BACA JUGA:
"Di situ waktu dia bilang ya gitu ceritanya, langsung pikiran saya tertuju pada ceritanya AG yang dia ditarik-tarik, dipaksa-paksa. Yang kepala di bawah (sikap tobat) sudah kesal, ngebayangin dia narik-narik tangannya, mohon mohonnya, brengsek gitu saya mikirnya," jelas Mario.
"Yang ada dalam pikiran saudara itu?" tanya Jaksa.
"Iya," jawab Mario.
Mario menyuruh David bersikap tobat secara spontan karena dipenuhi emosi tanpa tujuan apapun. Dia lantas mengambil ancang-ancang secara spontan pula untuk menendang kepala David Ozora.
"Dua kali, saya tak bisa jelaskan (kenapa ambil ancang-ancang dahulu), itu lagi emosi waktu itu," terang Mario.
"Selanjutnya, itu sekali atau dua kali saudara melakukan free kick? Terus kenapa tercetus kata-kata enak ya main bola? Saudara diakhir kan melakukan selebrasi, terus tujuannya untuk apa? cecar Jaksa lagi.
"Dua kali. Kesal. (Karena) kesal," kata Mario.
(Fakhrizal Fakhri )